• Sunday, 10 May 2020
  • Deny Hermawan
  • 0

Di banyak pemakaman di Jepang, atau di tempat lain yang dikeramatkan, biasanya terdapat patung sosok semacam anak kecil gundul yang memakai celemek merah terang plus ketu rajutan. Figur ini seringkali memiliki wajah yang terlihat ceria, yang bahkan terkadang juga dipoles dengan make-up.

Ikon-ikon yang khas ini adalah Jizo, atau Jizo Bosatsu. Ini adalah ikonografi khas dari Bodhisattva Ksitigarbha yang telah menjadi bagian dari budaya Jepang selama berabad-abad.

Dalam Buddhisme Jepang, Jizo diyakini sebagai penjaga bagi para pelancong dan roh yang tersesat. Ia juga memiliki peran sebagai pelindung roh anak-anak, terutama mereka yang gugur dalam kandungan atau mereka yang meninggal pada usia muda.

Ketu maupun syal rajutan ditambahkan pada pratima Jizo sebagai bentuk penghormatan oleh para Buddhis di Jepang. Sementara celemek dipasang sebagai simbol bahwa Jizo memberikan perlindungan terhadap anak-anak.

Meskipun banyak jenis rona bisa dipakaikan dalam ornamen Jizo, warna yang paling umum adalah merah. Inilah warna dalam tradisi mitologis Jepang yang sering dipakai untuk proteksi dalam praktik kuno tolak bala.

Seiring waktu, warna merah mewakili energi dan kehidupan, seperti yang terlihat di gerbang kuil Shinto hingga Matahari Terbit dalam bendera nasional Jepang.

Deny Hermawan

Editor BuddhaZine, penyuka musik, film,
dan spiritualitas tanpa batas.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *