Foto: Ngasiran
Pagi ini, Sabtu (30/8/2025), fajar baru saja menyingsing di ujung utara Kabupaten Jepara. Cahaya keemasan matahari pagi menyinari Dukuh Guwo, Desa Blingoh, Kecamatan Donorojo, disambut oleh kicauan burung yang bersahutan. Suasana hening seketika berganti dengan semarak ratusan umat Buddha yang berduyun-duyun menuju sebuah vihara megah di tengah pedukuhan.
Tepat pukul 05.30 WIB, dengan pakaian serba putih yang melambangkan kesucian, mereka berjalan khidmat. Setiap tangan membawa wadah berisi makanan—persembahan yang akan diserahkan kepada Sangha. Pindapata, atau penerimaan dana makanan oleh para bhikkhu, segera dimulai.
Lima bhikkhu dan empat samanera, dipimpin oleh Bhante Sujano, berjalan perlahan menyusuri jalan utama desa. Menyambut mereka, ratusan umat dari berbagai usia—mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua—telah berbaris rapi di pinggir jalan. Barisan itu memanjang hingga sekitar seratus meter, membentuk formasi penuh khidmat sekaligus meriah.
Dengan hati penuh sukacita dan antusiasme, satu per satu umat menempatkan persembahan makanan ke dalam mangkuk (bowl) yang dibawa oleh para bhikkhu. Senyum tulus mengembang, mencerminkan kebahagiaan dan ketulusan dalam berbagi.
Pindapata pagi ini bukan sekadar aktivitas keagamaan biasa, melainkan pembuka dari rangkaian perayaan besar: Perayaan Asadha dan Abhiseka Altar Baru. Dalam balutan putih dan cahaya mentari pagi, Dukuh Guwo pagi itu menjadi saksi bisu harmoni antara kesederhanaan, keyakinan, dan kebersamaan yang menyentuh hati.













































































































































































































































































