Foto: Ngasiran
Ven. Hsin Bau bersama para venerable, volunteer, donatur, serta siswa-siswi PPBFGSI (Pusat Pendidikan Buddha Fosiao Guang Shan Indonesia) mengadakan puja bakti dan pradaksina di Candi Borobudur, Rabu, 12 Maret 2025. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ikatan spiritual, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan ajaran Buddha yang terukir abadi di relief Candi Borobudur.
Sebelum memimpin puja, Ven. Hsin Bau menyusuri lorong-lorong candi dengan penuh kekaguman, meneliti setiap panel relief yang memvisualisasikan kisah hidup Hyang Buddha serta ajaran-ajaran moralnya. Relief-relief tersebut, seperti Lalitavistara dan Jataka, menjadi narasi visual yang menginspirasi refleksi tentang kebijaksanaan, welas asih, dan jalan hidup berkeluhuran. Ven. Hsin Bau menekankan bahwa setiap ukiran bukan sekadar seni, melainkan panduan abadi untuk merenungkan Dharma.
Setelah itu, seluruh peserta bersama-sama melantunkan doa dan melakukan pradaksina—ritual mengelilingi candi searah jarum jam sebagai simbol penghormatan terhadap kebuddhaan. Suasana khidmat menyelimuti kegiatan ini, memperkuat tekad komunitas untuk menjaga warisan spiritual leluhur. Candi Borobudur, sebagai simbol persatuan antara seni, sejarah, dan agama, kembali membuktikan perannya sebagai sumber inspirasi tak ternilai.
Kegiatan ini tidak hanya memperdalam pemahaman peserta tentang ajaran Buddha, tetapi juga mengajak generasi muda untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Melalui langkah kaki dalam pradaksina dan renungan akan relief, mereka diingatkan bahwa kebijaksanaan masa lalu tetap relevan untuk dijadikan pedoman di masa kini.
Candi Borobudur, dengan kemegahan dan nilai filosofisnya, terus menjadi mercusuar yang menyinari jalan spiritual umat Buddha Indonesia. Kegiatan Ven. Hsin Bau dan komunitas PPBFGSI ini menjadi bukti nyata bahwa warisan sejarah tak hanya untuk dikagumi, tetapi juga dihidupi dalam laku sehari-hari.
