• Friday, 20 October 2017
  • Ngasiran
  • 0

“Zaman punika, ing Tanah Jawi kathah jawah salah mangsa, sarta kathah lepen banawi ngalih penggenan, dangu dhateng kabegjanipun manusa, angedhikaken panarima, awit dening tekading manusa sami angugemi kawruhipun piyambak-piyambak.”~ Ronggowarsito ~

(Dalam zaman itu, di Tanah Jawa terjadi banyak bencana alam, manusia hidup sengsara, kurang menerima keadaan dan saling mempertahankan pendapatnya masing-masing.)

Sebagai pembelajaran sejarah masa lalu, beberapa pemuda Temanggung dan Wonosobo menggagas sebuah ekspedisi jalur kuno. Ekspedisi yang dilaksanakan pada Sabtu hingga Minggu (14-15/10) ini mengambil rute Gedong Songo – Liyangan.

Ekspedisi jalur kuno merupakan sebuah kegiatan penelusuran sejarah masa lalu dengan mengunjungi situs candi peninggalan masa lalu. Dimulai dari Candi Gedong Songo, para peserta dan tim yang berjumlah 20-an orang menggunakan sepeda motor mengunjungi situs-situs candi dari Kabupaten Semarang hingga Temanggung. Pada hari pertama, setidaknya berhasil mengunjungi tujuh situs yang diakhiri dengan diskusi dan pentas Astakosala Volk di Watu Payung, Dusun Kemiri, Desa Getas, Kecamatan Kaloran.

Menurut penelusuran Mbak Dery, Ketua Komunitas Dewa Siwa (Komunitas Pecinta Situs dan Watu Candi), situs candi telah ditemukan mulai dari puncak Gunung Ungaran sampai Kaloran, Temanggung. “Di Gunung Ungaran juga ada situs candi. Kalau mau diurut dari Gunung Ungaran sampai Kaloran ini ada semua berjarak kurang dari 1 km,” jelasnya.

Keenam situs tersebut adalah:
1. Candi Gedong Songo, Sumowono, Kabupaten Semarang
2. Candi Tikus, Sumowono
3. Candi Garon, Sumowono
4. Temuan situs berupa batu umpak dan gentong di Tegowanuh, Temanggung
5. Situs Kedunglo
6. Situs Sumur Blandung

Berikut foto ekpedisi hari pertama dan penjelasannya:

Artefak terserak di ladang pertanian di Kedunglo.

Foto bersama peserta dan tim ekspedisi di kompleks candi 4 Gedong Songo. (Foto: Nino)


Batu candi masih terpendam di Kedunglo.


Batu candi, Bhatara Kala dijadikan makam di Situs Sumur Blandung. (Foto: Nino)


Batu Umpak, Situs Tegowanuh.


Candi Asu, situs ini tidak terlalu jauh dari Candi Gedong Songo.


Durga Nandiswara berlengan banyak memegang senjata.


Gentong dari batu, Situs Tegowanuh.


Kendaraan Dewa Surya, reruntuhan Candi Gedong Songo.


Mbak Dery sedang menjelaskan tentang Candi Tikus.


Relief bunga pada reruntuhan Candi Gedong Songo. Motif dalam relief biasanya berdasarkan pada tumbuhan yang ada di sekitar candi.


Relief Rsi Agastya di dinding Candi Gedong Songo. Resi Agastya dipercaya sebagai orang yang pertama menyebarkan agama Siwa di Indonesia. Oleh karena itu, Rsi Agastya sangat dihormati sebagai Dewa.


Situs Sumur Blandung.


Tempat menaruh reruntuhan candi di Candi Garon.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *