Belum banyak yang tahu bahwa di Desa Traji, Kecamatan Parakan terdapat sebuah vihara kecil yang bersahaja. Di bangun di atas tanah bengkok kepala dusun vihara Metta Lokha telah menjadi tempat puja bakti puluhan tahun umat Buddha Desa Traji, dan sekitarnya.
Hingga kini setidaknya terdapat 15 kepala keluarga yang terdiri dari 29 jiwa umat Buddha yang rutin melakukan puja bakti tiap Rabu malam di vihara itu.
Vihara Metta Lokha terdiri atas dua bangunan. Dhammasala sebagai bangunan utama dan ruang serbaguna yang tampak sudah rapuh termakan usia.
Meskipun begitu tak menyurutkan umat di sana untuk tetap datang dan sembahyang di vihara ini. “Lha mbok ya korona, tetap ada sembahyang. Dengan jaga jarak, dan mengikuti prosedur pencegahan penularan virus korona,” kata Budi Harjo saat ditemui BuddhaZine, Selasa (9/6).
Mbah Bud – sapaan akrap Budi Harjo – merupakan generasi kedua umat Buddha di Desa Traji. Ia mengikuti jejak orang tuannya sebagai generasi pertama sejak berkembangnya agama Buddha di Desa Traji sekitar tahun 1962.
Ajaran Buddha Dharma yang dianggap sesuai dengan jalan hidupnya, membuat Mbah Bud tetap memegang ajaran Buddha meskipun tergolong minoritas di desa itu.
Berikut ini potret Vihara Metta Lokha.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara