• Thursday, 26 December 2019
  • Rika Lenawaty
  • 0

Sabtu, 21 Desember 2019, Keluarga besar Kadam Choeling Indonesia (KCI) menggelar Perayaan Akbar Gaden Ngamchoe 2019 dan Praktik Doa Umur Panjang untuk Guru Dagpo Rinpoche di Gedung Prasadha Jinarakkhita, Jakarta Barat.

Puja besar dengan total 3000 persembahan yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 21-24 Desember 2019 ini diselenggarakan untuk memperingati puncak International Year of Tsongkhapa, peringatan 600 tahun parinirvana Je Tsongkhapa yang dirayakan oleh komunitas buddhis tradisi Gelug di seluruh dunia. Puja ini juga digelar untuk mendoakan kesehatan dan umur panjang Guru Dagpo Rinpoche.

Hari pertama puja besar ini dibuka dengan arak-arakan rupang Arya Maitreya. Puja lain yang dilakukan adalah puja 1000 persembahan kepada Je Tsongkhapa. Biksu Bhadra Ruci memimpin keseluruhan prosesi selama acara dan memberikan sedikit wejangan di sesi siang. Guru Puja yang merupakan tradisi di setiap peringatan Gaden Ngamchoe juga diselenggarakan di malam hari. Rangkaian acara di hari pertama kemudian ditutup dengan Agnihotra Yajna.

Dalam wejangan yang disampaikannya, Biksu Bhadra Ruci menjelaskan bahwa walau Je Tsongkhapa sudah parinirvana 600 tahun lalu, sampai hari ini pemikirannya masih mengantarkan orang yang mempelajarinya ke pencapaian yang luar biasa.

“Orang bisa belajar sampai mencapai gelar S1, S2, S3, sampai Post-doc hingga menciptakan rumus-rumus dan hadiah nobel, tapi tidak bisa mencapai perkembangan batin. Dalai Lama tidak menempuh pendidikan sekuler, tapi memiliki ketajaman logika dan perkembangan batin yang luar biasa. Pendidikan sekuler hanya bisa menghasilkan satu (kecerdasan logika), tapi ajaran Je Tsongkhapa bisa menghasilkan keduanya (kecerdasan dan perkembangan batin),” terang Biksu Bhadra Ruci.

Je Tsongkhapa adalah guru besar Buddhis abad XIV yang merintis tradisi Gelug, satu dari empat tradisi utama Buddhis Tibet. Salah satu mahakaryanya adalah “Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan” (Lamrim Chenmo), kitab klasik yang merangkum keseluruhan ajaran Buddha secara lengkap dan sistematis.

Dalam menyusun kitab tersebut, Je Tsongkhapa terinspirasi oleh “Bodhipathapradipa” karya Guru Atisha Dipankara, pandit besar India yang merupakan murid utama dari Guru Suwarnadwipa Dharmakirti dari Sriwijaya. Jilid ketiga dan terakhir dari “Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan” edisi Bahasa Indonesia juga diluncurkan untuk pertama kali di acara Perayaan Akbar Gaden Ngamchoe 2019 ini, menandai lengkapnya mahakarya Je Tsongkhapa tersebut di Nusantara.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *