Foto: Ngasiran
Pada zaman dahulu, para pertapa umumnya menerima dana makanan dari rumah ke rumah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Begitu pula dengan Buddha Gotama, setiap pagi Buddha dan para bhikkhu pergi meninggalkan vihara, memasuki desa-desa untuk berpindapata.
Selain untuk memperoleh dana makanan, pada zaman Buddha, pindapata juga digunakan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Tak jarang, masyarakat yang melihat Buddha pindapata kemudian memohon pembabaran Dhamma.
Tradisi pindapata masih dijalankan oleh para bhikkhu hingga saat ini. Seperti yang dilakukan oleh empat bhikkhu dari Sangha Theravada Indonesia yang melakukan pindapata keliling beberapa desa di Temanggung, Jumat 14 Juni 2024.
Dengan berjalan mengelilingi desa, para bhikkhu mengumpulkan dana dari rumah ke rumah umat. Selesai pindapata, para bhikkhu dan umat berkumpul di vihara untuk membaca paritta.
Pindapata ini merupakan rangkaian dari peringatan Waisak umat Buddha Kabupaten Temanggung yang akan dipusatkan di Dusun Krecek, Minggu 16 Juni mendatang.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara