• Saturday, 19 July 2025
  • Ngasiran
  • 0

Foto: Ngasiran

Salah satu momen paling memukau dalam prosesi pradaksina di Candi Borobudur pada Sabtu, 5 Juli 2025, adalah ribuan pelita berbentuk teratai yang dibawa oleh umat Buddha, termasuk Bhikkhu, Samanera, Atthasilani, dan masyarakat umum. Pelita-pelita itu menyala gemerlap, menciptakan pemandangan magis yang mempercantik kemegahan Candi Borobudur.

Yang istimewa, pelita hias teratai tersebut bukan sekadar ornamen biasa, melainkan karya tangan penuh makna dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Buddhis Lapas Cipinang, yang dibina oleh Wanita Theravada Indonesia (WANDANI). Kisah di balik pembuatan pelita ini berawal pada Agustus 2024, ketika WANDANI berkesempatan membantu proses renovasi  Vihara Ariyasacca di dalam Lapas Kelas 1 Cipinang bersama dengan Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya—agar lebih layak dan nyaman untuk mempelajari Dhamma.

Setelah renovasi selesai dan vihara telah berdiri dengan nyaman, Wandani ikut serta dalam pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan vihara Ariya Sacca. Salah satunya adalah pelatihan membuat Bunga Teratai dari Kawat Bulu yang dimentori langsung oleh Pengurus Pusat WANDANI  Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Bidang Sosial. Bunga Teratai  menjadi sarana pelatihan keterampilan dan meditasi dalam berkarya, serta mengajarkan kita arti ketabahan, menjadi indah meski di tengah kegelapan, seperti harapan yang tak pernah padam.

Dengan ketelitian dan ketulusan, para WBP menyelesaikan 3.000 pcs bunga teratai dalam waktu empat bulan. Setiap helai kawat dibentuk dengan penuh ketekunan dan kebahagiaan, karena mereka tahu karya ini akan digunakan dalam acara sakral Pradaksina Indonesia Tipitaka Chanting 2025 dan untuk menghias beberapa vihara lain dalam kegiatan waisak.

Ketika ribuan pelita teratai itu menyala di Borobudur, cahayanya bukan hanya menerangi jalan pradaksina, tetapi juga menjadi simbol harapan—bukti bahwa setiap orang, dalam keadaan apa pun, bisa menciptakan keindahan dan memberi manfaat bagi dunia. Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari ritual keagamaan, tetapi juga membuktikan kontribusi positif para WBP dalam menebar kebaikan melalui karya bermakna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *