Foto: Dok. Panitia
Di akhir masa Waisak bulan Juni lalu, umat Buddha di ujung utara Kabupaten Temanggung tepatnya umat Vihara Raja Syailendra, Desa Muncar, menggelar Sannipata Waisak 2569/2025 cukup meriah, pada Sabtu (21/6). Acara dihadiri oleh Bhante Sujano serta ratusan umat dari berbagai kecamatan yang ada di Temanggung.
Turut hadir dalam acara Penyelenggara Buddha Kab. Temanggung, Muspika Kec. Jumo dan Gemawang, tokoh lintas agama, Pemdes Muncar, dan tokoh masyarakat. Acara digelar penuh nuansa kebudayaan dengan penampilan seni karawitan dan balutan busana adat Jawa.
Desa Muncar sendiri terletak di wilayah perbatasan Kab. Temanggung dan Kendal, masuk dalam administrasi Kecamatan Gemawang. Berada di lokasi yang dilingkupi perbukitan serta perkebunan luas, menjadikan desa ini terasa sejuk dan mempunyai pemandangan alam yang indah.
Keberadaan agama Buddha di Muncar dimulai kisaran tahun 70an. Karena lokasinya yang terpisah dari dusun-dusun lain yang mempunyai komunitas umat Buddha, maka dalam penyelenggaraan acara besar tahun ini didukung juga oleh 11 vihara yang tergabung dalam Paguyuban Umat Buddha Kecamatan Jumo dan Gemawang. Di samping itu, kondisi umat Buddha di Muncar sendiri mengalami penurunan dan hanya tersisa sedikit, dengan berkolaborasi diharapkan akan memberikan semangat baru serta mengaktifkan kegiatan-kegiatan keagamaan bagi umat Buddha Muncar.


















































































































































































































































































