Vihara Ananda berlokasi di Dusun Piyudan, Desa Padureso, Kecamatan Jumo, Temanggung. Berada di wilayah Temanggung Barat, vihara ini berdekatan dengan lereng Gunung Sindoro.
Walau berada di antara himpitan tembok warga dusun, namun memiliki prasarana yang cukup lengkap menjadikan segenap umat yang berjumlah kurang lebih 75 jiwa selalu bersemangat untuk melakukan kegiatan di vihara.
Seperangkat gamelan siap dimainkan, bertempat dalam ruangan di sebelah kanan ruang Dhammasala. Tak heran ketika perayaan hari besar seperti Waisak maupun Kathina para tamu undangan dan umat akan disajikan hiburan berupa gending-gending Jawa yang dimainkan oleh umat Buddhis Piyudan dan sekitarnya.
Secara usia, dibandingkan dengan vihara-vihara di Temangung Timur khususnya Kaloran, memang Vihara Ananda relatif lebih muda meski hanya terpaut beberapa tahun. Dilihat dari sejarah masuknya agama Buddha di Piyudan saja baru pada tahun 1969, sedangkan di Temanggung Timur sejak 1966/67.
Sepenggal kisah
Mbah Sukadi dan Mbah Gito adalah tokoh yang babat alas akan keberadaan agama Buddha di Dusun Piyudan hinga bedirinya Vihara Ananda.
“Jadi di Buddha ini rasanya ayom, ayem, mapan,” terang Mbah Sukadi, tokoh umat Buddha yang sudah berusia 83 tahun.
Selain rasa ajaran yang menjadikan Mbah Sukadi tertarik agama Buddha, namun ada kisah yang mengkondisikan untuk memilih agama Buddha. Sekitar tahun 1966/67 sebagian warga yang belum memeluk agama Buddha sering mendapatkan sikap yang kurang nyaman dari sekelompok orang yang mendatangi mereka ketika berkumpul.
“Lha wong kita ini cuma nongkrong, kumpul-kumpul sama tetangga kok ya dicurigai, diselidiki, seakan kita ini penjahat saja,” ungkap Mbah Sukadi mengenang kisah masa lalu.
Ketidaknyamanan itu rupanya mendorong Mbak Sukadi dan Mbah Gito mencari jalan keluar dengan belajar agama Buddha yang pada waktu itu sudah berkembang di wilayah Kaloran.
Awal perjuangan mereka bertemu dengan Pak Mangun, seorang Lurah yang juga tokoh umat Buddha dari Desa Giyono. Kemudian bertemu juga dengan Bu Mantri Jaswadi dan Pak Sukro yang sangat mendukung dan membantu perkembangan agama Buddha di Piyudan.
Kediaman Pak Sukro sebagai salah satu tempat bersejarah dalam perkembangan agama Buddha di Piyudan. Sebelum berdirinya vihara, rumah tinggal Pak Sukro menjadi tempat untuk pujabakti dan belajar Dhamma bagi umat Piyudan serta gabungan dari beberapa dusun terdekat.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara