• Wednesday, 17 January 2024
  • Ngasiran
  • 0

Foto: Ngasiran

Dulu, pemukiman masyarakat Krecek berada di sebelah utara sungai Kenci. Oleh warga Krecek, sekarang tempat itu disebut sebagai baturan. Sebutan itu mengacu pada tanah rata, bekas atau lokasi akan didirikan sebuah bangunan (biasanya rumah).

Menurut cerita sesepuh dusun, musabab perpindahan warga secara serentak karena bencana tanah longsor. Akibatnya, saat musim hujan tiba tulang-tulang dari makam desa sebelah terbawa lumpur dan air longsor sampai ke rumah warga.

Karena kejadian itu, sebagian besar warga pindah dan membangun rumah di selatan kali Kenci. Hanya tersisa 4 keluarga yang tetap di sana. Baturan bekas rumah kemudian dijadikan sebagai perkebunan kopi, kayu, dan aneka jenis tanaman lainnya.

Rabu 4 November 2020, 50 tahun lebih sejak peristiwa itu, masyarakat Dusun Krecek lembali mencatatkan sejarah. Sebuah Buddha Rupa dengan tinggi 2,6 meter resmi diletakkan di Gumuk Situnggul (gundukan tanah di atas bekas baturan).

Tak terhitung jumlah orang yang terlibat dalam pembuatan tempat ini. Puluhan, bahkan mungkin ratusan. Seluruh masyarakat Dusun Krecek, Yayasan Bumi Borobudur, para dermawan, dan juga tangan-tangan terampil para tukang yang telah memungkinkan bangunan, dan Buddha Rupa gaya Bodh Gaya, India itu ada.

Sejak saat itu, Pondok Meditasi Gumuk Situnggul menjadi tempat orang berlatih meditasi.

Tempat orang mengumpulkan daya kebajikan (puṇya-sambhāra), juga dipersembahkan sebagai tempat mengumpulkan daya kebajikan, dan pengumpulan daya pengetahuan (jñāna-saṃbhāra).

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *