• Saturday, 5 December 2020
  • Deny Hermawan
  • 0

Bicara tentang warisan dunia yang ada di kawasan Prambanan, pasti yang sering disebut adalah Candi Prambanan atau Candi Sewu. Padahal ada beberapa candi lain di sana yang juga masuk dalam warisan dunia, seperti Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Gana/Asu.

Khusus Candi Lumbung dan Candi Bubrah bersama Candi Prambanan dan Sewu berada di lingkungan PT Taman Wisata. Sementara Candi Gana/Asu terletak diluar pagar, di tengah perkampungan penduduk. Sehingga wajar kalau tidak banyak masyarakat umum yang mengetahui keberadaan Candi Gana.

Candi Gana terletak di Dusun Bener, Kelurahan Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Keberadaan Candi Gana erat kaitannya dengan keberadaan candi-candi di kawasan Prambanan. Candi ini juga termasuk bangunan yang telah ternominasi menjadi Warisan Dunia dengan sebutan Candi Asu bersama Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Lumbung dan Bubrah.

Candi Gana merupakan candi Buddhis yang berkedudukan sebagai subordinat, menjadi bagian dari Candi Sewu sebagai superdinat atau pusatnya dan membentuk sebuah konsep mandala dalam agama Buddha. Adanya sisa stupa di kawasan candi turut memperindah kawasan tersebut.

Candi Gana dibangun sekitar abad IX M, yang diketahui berdasarkan bentuk perbingkaian kaki dan bawah tubuh candi, yakni bingkai belah rotan dan sisi genta. Bentuk-bentuk belah rotan dan sisi genta merupakan tanda-tanda bangunan yang dibangun pada abad IX M saat Mataram kuno diperintah oleh dinasti Syailendara.

Berdasarkan hasil rekontruksi, candi induk Gana berdenah bujur sangkar. Profil kaki candi yang tersisa terdiri dari bingkai rata, padma, dan belah rotan. Pada sisi barat terdapat sebuah tangga yang komponennya belum lengkap dan strukturnya menyatu dengan kaki candi. Keberadaan tangga ini dapat menjelaskan arah hadap candi, yaitu ke arah barat, ke arah kompleks Candi Sewu yang berjarak 300 meter.

Awalnya, candi ini disebut sebagai Candi Asu yang berarti anjing dalam bahasa Jawa. Sebab dahulu sebelum masa pra pemugaran ada banyak anjing di sekitar candi ini. Nama Candi Asu berubah menjadi Candi Gana karena ditemukan hiasan gana atau orang kerdil.

Terdapat lima arca Kuwera atau dewa kekayaan Buddhis yang ditemukan di Candi Gana. Karena itu menurut pakar Candi Gana digunakan untuk memuja Kuwera.

Sampai saat ini Candi Gana belum diekskavasi dan dipugar dan diperkirakan masih ada bangunan candi yang terpendam di bawah rumah-rumah penduduk sekitar.

Deny Hermawan

Editor BuddhaZine, penyuka musik, film,
dan spiritualitas tanpa batas.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *