• Monday, 18 January 2016
  • Kila
  • 0

Genap berusia 20 tahun, Wihara Ekayana Arama mengadakan Malam Puji Syukur 20 Tahun Ekayana Berkarya pada Sabtu (16/1) di Integrity Convention Center MGK Kemayoran, Jakarta. Wihara Ekayana Arama berdiri pada Oktober 1995. (Baca Selamat Ulang Tahun ke-20, Ekayana!)

Dalam visinya menjadi pusat pengembangan agama Buddha yang esensial dan kontekstual, wihara yang terletak di Jalan Mangga II No, 8, Duri Kepa, Jakarta Barat ini membagi misinya dengan menjadikan Wihara Ekayana Arama sebagai rumah bersama untuk belajar, berlatih dan berbagi.

Visi Wihara Ekayana Arama adalah (1) Membina umat menjadi manusia yang berkesadaran penuh, menyadari saling keterkaitan, dan mengutamakan keharmonisan; (2) Melayani umat dengan hati terbuka dan semangat cinta kasih bagi semua; mencetak kader baik monastik maupun umat awam, yang mampu melayani sesuai dengan perkembangan zaman; dan (3) Meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan bagi kesejahteraan masyarakat.

Acara dimulai pukul lima sore. Ketua panitia Hendra B. Sjarifudin menceritakan mengenai tema acara yang diselenggarakan hari itu, yaitu “Bersatu Menjaga Dharma yang Hidup”. Sementara Kepala Wihara Bhante Aryamaitri bercerita tentang sejarah Wihara Ekayana Arama yang berawal dari tempat yang memadai bagi para monastik untuk berlatih bersama dan berbagi Dharma ke wihara-wihara dan kampus-kampus di Jakarta, dalam perjalanannya Wihara Ekayana Arama kini menjadi salah satu pusat Agama Buddha dengan ribuan umat.

Turut hadir Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI Dasikin. Ia mengapresiasi kiprah dan karya yang telah dibuat selama 20 tahun oleh Wihara Ekayana Arama (Indonesia Buddhist Centre) atas kerja keras pimpinan Wihara Ekayana Arama, anggota Sangha, serta para umat Buddha yang terus berperan aktif dalam membangun mental melalui praktik Dharma dan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.

Suguhan pertunjukan seni yang mempertunjukkan kebolehan umat Ekayana yang giat ikut dalam kegiatan kesenian yang diadakan oleh wihara, mulai dari tarian Selamat Datang dari Palembang, tarian Betawi, Riau, Kalimantan Timur, seni bela diri Shaolin, hingga tembang berbahasa Mandarin dan Indonesia. Suguhan kesenian itu, diselingi perjalanan napak tilas 20 tahun Wihara Ekayana Arama dari tahun 1995 hingga 2015 di layar LED raksasa.

Pada acara tersebut, Wihara Ekayana Arama memberikan penghargaan kepada para pengabdi awal yang diwakili oleh Haniawati dan Herlina Hartoyo; para pendukung awal diwakili oleh Padmajaya Ombutantio dan Phang Foe Liong; para pandita Romo Krishnanda Wijaya Mukti, Ramani Tio Cai Fung, kemudian Romo Yoko Firmansyah, Ramani Januar dan Ramani Gitasari yang merupakan tiga pandita yang telah menikahkan 3000 pasang pengantin; serta mewakili para dermawan diwakili oleh Mariana Tan, Chai Ing, dan Om Yan Tjik.

Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Bhante Aryamaitri ditemani oleh ibunda tercinta, kemudian pemotongan kue bersama wakil kepala wihara Bhante Dharmavimala.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *