Falsafah jawa “sapa nandur bakal ngunduh” yang artinya “siapa menaman pasti menuai buah/hasilnya” sudah banyak diketahui orang. Namun, yang menjadi pertanyaan di sini adalah “apakah iya siapa saja yang menanam pasti akan mengunduh?”.
Ibarat kata orang menanam cabai di ladang pasti akan memanen cabai. Kalau dalam kehidupan siapa berbuat baik pasti akan menuai perbuatan baik atau ada istilah “karma” dalam ajaran Buddhisme.
Karma adalah buah hasil dari perbuatan yang dilakukan. Apabila dari kita banyak berbuat baik kepada orang lain, pasti akan mendapat perlakuan yang baik pula dari orang lain.
Karma juga bisa cepat atau lama berbuah. Itu semua tergantung pada koneksi antara perbuatan saat ini dan perbuatan masa lampau.
Berbicara lebih lanjut tentang hasil yang akan diunduh, sebenarnya banyak faktor yang memengaruhi, seperti dalam dunia pertanian. Tidak juga semua tanaman maupun perbuatan yang ditanam seseorang pasti akan menuai hasil yang sesuai atau sama persis.
Seperti seorang petani yang menanam cabai di ladang. Hasil yang diperolah si petani bisa jadi “cabai” dan juga “pohon cabai kering”, kenapa bisa seperti itu?
Dalam proses bertani, seorang petani tidak hanya menanam dan mengunduh buahnya begitu saja. Ada satu proses ditengahnya yang disebut “merawat”.
Merawat tanaman cabai bisa gampang-gampang susah. Apalagi kalau banyak hama menyerang, pasti si petani akan berusaha menyingkirkan hama dengan berbagai cara.
Gulma atau rumput yang tumbuh di sekitar tanaman cabai juga bisa disebut hama. Dengan mencabuti rumput secara rutin, pasti tanaman cabai dapat berkembang baik.
Bila rumput tidak rutin dibersihkan, bisa jadi pada akhirnya si petani akan menuai rumput, bukan buah cabai. Tidak hanya dengan menyingkirkan hama, tanaman cabai juga butuh asupan nutrisi agar dapat tumbuh subur, maka harus diberi pupuk dengan kadar yang sesuai.
2 cara tersebut bisa dipraktikkan seorang petani agar dapat menuai buah cabai di ladang. Namun, kalau tidak dirawat, ada kemungkinan si petani hanya akan memanen pohon cabai kering yang kekurangan nutrisi karena tidak dirawat.
Ada fakta lain lagi dalam dunia teknologi ketika menanam usaha untuk mengunduh aplikasi di gawai milik Anda. Misal saja Anda ingin memiliki aplikasi skype agar dapat berkomunikasi dengan teman di penjuru dunia dengan mudah.
Tidak semata-mata Anda memejamkan mata 2 detik lalu aplikasi skype sudah terinstall di gawai Anda. Niat dari dalam diri Anda untuk memiliki aplikasi skype dengan cara membuka apps store atau play store untuk mencari skype lalu tekan ‘unduh’.
Tapi, apakah nantinya Anda mengunduh hasilnya berupa aplikasi skype? Belum tentu. Skype dapat terunduh dengan baik apabila Anda memiliki koneksi yang lancar dan stabil, maka skype dapat Anda miliki kurang dari 30 detik. Namun, apabila koneksi tidak lancar dan stabil, skype tidak dapat Anda unduh. Sederhana bukan?
Ada lagi perihal yang menurut saya tidak semua yang kita tanam dapat kita unduh, yakni pekerjaan dan pendidikan. Ada banyak orang yang berusaha berjuang keras untuk memiliki suatu bisnis, tetapi tetap saja gagal karena banyak faktor yang tidak mendukung.
Misal, Anda ingin memiliki bisnis kuliner makanan laut. Kemudian Anda mendirikan satu restoran di dekat pemukiman suatu desa, dengan harapan agar masyarakat desa dapat menikmati makanan laut. Namun, tarif yang Anda pasang dalam menu makanan terlalu mahal dan tidak sesuai dengan kantong mereka.
Tidak lama kemudian bisnis kuliner Anda tidak menghasilkan buah yang sesuai karena faktor yang tidak mendukung. Lain halnya jika Anda mendirikan restoran di dekat tempat pariwisata dengan memasang tarif normal, pasti banyak pengunjung datang. Dan Anda dapat menuai buah dari bisnis tersebut.
Lain lagi dalam dunia pendidikan. Seorang siswa SMA dengan jurusan IPA menginginkan masuk fakultas kedokteran di perguruan tinggi melalui jalur undangan (berdasarkan nilai raport). Proses ‘menanam’ di sini adalah dengan ‘belajar’ dan unduhannya adalah ‘masuk fakultas kedokteran’.
Satu hal lagi yang tidak terlewatkan di sini adalah proses ‘merawat’. Apakah dengan merawat kesehatan dengan makan teratur dan istirahat yang cukup? Bisa saja dijawab ‘iya’. Namun, merawat niat belajar dari diri siswa ini yang menjadi inti dari keberhasilannya.
Tidak semata-mata hanya dengan mengandalkan bahwa saya jurusan IPA di SMA bisa masuk fakultas kedokteran. Bisa saja siswa dengan jurusan IPS masuk falkultas kedokteran tidak melalui jalur undangan, karena sebelum ujian masuk universitas ia belajar dengan baik.
Bahkan siswa SMA jurusan IPA bisa tidak diterima, karena nilai tidak mencukupi, dan saat ingin masuk melalui jalur ujian mandiri, ia tidak belajar dengan baik.
Selain itu perilaku baik dan buruk yang ditanam dalam kehidupan saat ini belum tentu juga hasilnya seperti yang diharapkan. Anda pernah berbuat baik hanya sekali dengan memberi makan tetangga yang kesusahan. Kemudian Anda berharap suatu hari setiap Anda kesusahan akan diberi makan berkali-kali dari orang lain, belum tentu juga demikian.
Semua butuh yang namanya perawatan perbuatan. Perbuatan baik perlu dirawat, dipupuk terus-menerus agar seterusnya berbuat baik dengan niat dan ketulusan hati. Karena Anda juga tidak bisa menerawang buah seperti apa yang akan dihasilkan.
Jadi, apa yang menjadi kesimpulan dari pertanyaan “apakah iya siapa saja yang menanam pasti akan mengunduh?”. Jawabannya sederhana dan ada dalam benak Anda masing-masing. Karena berbuahnya atau tidak apa saja yang telah kita tanam, adalah berdasar proses yang dilalui oleh Anda sebelum pengunduhan itu diperoleh.
Pesan penulis:
Saat ini memang pandemi COVID-19 sedang melanda Indonesia. Namun, saya memiliki niat untuk menuliskan hal lain yang tidak terkait dengan penyebaran virus tersebut.
Saya berharap kita semua dapat memikirkan lebih banyak hal yang tidak terkait COVID-19 untuk merefresh pikiran dengan variasi tulisan. Karena kita adalah masyarakat Indonesia yang cerdas untuk segera keluar dari pandemi ini.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara