• Tuesday, 28 January 2025
  • Surahman Ana
  • 0

Oleh: Rommet

Sejarah panjang kalender Imlek dimulai sejak masa Kekaisaran Huangdi (黃帝), berkuasa di  Tiongkok pada tahun 2698-2598 SM, karena masyarakatnya adalah masyarakat agraris, maka Kaisar menciptakan kalender pertanian yang diberi nama Kalender Nongli (农 历).

Di negeri agraris kalender pertanian adalah sangat penting, karena pergantian musim harus dihitung dengan cermat, agar saat bercocok tanam para petani tidak menemui kendala dari gangguan musim yang tidak tepat, seperti kita ketahui Tiongkok memiliki empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.

Petani tidak banyak opsi untuk bercocok tanam, berbeda dengan di Indonesia yang hanya dua musim. Maka saat adanya pergantian musim dingin ke musim semi, itulah hal yang menggembirakan, dan ditandai sebagai pergantian tahun. Pergantian tahun baru dimulai sejak kalender Nongli di tetapkan yaitu di tahun 2697 SM, kemudian era itu disebut Huangdi Era (HE),

Kalau dihitung sejak diterapkannya kalander Nongki maka tahun 2025, sudah tahun yang ke 4723 HE,  ( Tahun Masehi 2025+2697 ) = 4723.

Lantas darimana datangnya  Imlek ke 2576 ?

Kalender Nongli yang dipakai sejak kekaisaran Huangdi, pada masa Dinasti Xia (夏) 2205-1766 SM, dimodifikasi dan di tambahkan adanya elemen-elemen alam seperti 10 Tiang Langit dan 12 cabang Bumi, yang kemudian kita kenal sebagai 12 Shio dan unsur-unsurnya.

Saat Dinasti Han (202 SM 220 M), Kaisar Han Wu Di (漢武帝) yang berkuasa pada tahun 140-86 SM menghitung ulang sistem penanggalan Nongli, ia mengikuti anjuran Nabi Kongzi untuk memakai sistem penanggalan Dinasti Xia (夏历; Xia i), yang dihitung atas dasar perhitungan bulan (阴历; Yinli).

Yinli atau Imlek dalam dialek Hokkian memiliki arti Kalender Bulan/lunar, sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Kongzi yang sudah menjadi Guru Kaisar, maka tahun kelahiran Nabi Kongzi 551 SM, ditetapkan sebagai tahun ke-1, Yinli atau Imlek, maka sering muncul tulisan Tahun Baru Imlek..xxxx..Kongzili, karena kata kongzili sebagai penanda kalau tahun itu dihitung berdasarkan tahun kelahiran Nabi Kongzi.

Apakah Perayaan Imlek adalah perayaan Agama ?

Jika dilihat dari sejarah awalnya Imlek bukanlah perayaan agama, ia adalah perayaan pergantian tahun, karena Imlek muncul dan berkembang di Tiongkok, maka Imlek sangat identik dengan budaya dan adat istiadat masyarakat Tionghoa, apapun agama masyarakatnya, saat terjadi pergantian tahun ya semua merayakannya, ada yang merayakan berdasarkan keyakinan atau agamanya, ada yang merayakan dengan makan bersama keluarga, ada yang merayakan dengan pesta dan aneka festival, adapula yang tak bisa merayakan karena sedang berdukacita.

Belakangan ini Imlek sering di asosiasikan sebagai perayaan agama, sehingga merayakan Imlek dianggap mendukung agama tertentu atau mereka yang fanatik akan agama yang sudah di anutnya, meskipun ia juga sebagai norang Tionghoa, akan mengatakan merayakan Imlek bisa membuat Tuhan marah.

Padahal apapun agama orang Tionghoa ia bebas merayakan Imlek atau tidak, karena itu hak setiap orang, di RRC sendiri mayoritas warganya tak beragama dan mereka merayakan Imlek, karena Imlek adalah identitas budaya sebagai bangsa Tionghoa, dan Imlek bukan Perayaan Keagamaan, tetapi Perayaan Pergantian Tahun berdasarkan kalender Yinli atau Imlek.

Kenapa Imlek Indentik dengan aneka upara ritual dan pernak-pernik yang sangat banyak ?

Karena banyaknya mitos dan takhayul yang mendompleng perayaan Imlek, maka munculah aturan – aturan tak tertulis yang janggal, ritual-ritual aneh yang ujungnya cari duit, sehingga, imlek yang sebenarnya bisa dirayakan dengan sederhana, menjadi berat dan menakutkan.

Karena masyarakat Tionghoa mayoritas masih memegang budaya leluhurnya, maka ini adalah sasaran empuk pengedar mitos dan takhayul, sebab sesuatu yang sudah dikaitkan dengan leluhurnya secara turun-temurun dan diyakini, mereka tidak berani mengubah atau meninggalkanya.

Mitos dan takhayul yang dikaitkan dengan Imlek telah menjadi tradisi dan bawa keranah agama, sehingga mereka yang awam, sering mengkaitkan Imlek sebagai bagian dari agama tertentu. Mereka yang bodoh dan takut terus di hantui oleh berbagai mitos dan takhayul yang sebenarnya tidak memiliki akar sejarah sebagai bagian dari budaya Tionghoa.

Karena tidak mau ribet dan pusing soal perayaan Imlek, mereka yang tidak bisa membedakan mana mitos, mana takhayul lebih memilih berganti agama atau keyakinan yang berbeda dari leluhurnya. Hal ini demi menghindari tradisi dan budaya perayaan Imlek yang memberatkan tersebut.

Untungnya di zaman serba digital, informasi bisa diakses seluas-luasnya oleh semua kalangan, mitos dan takhayul yang dikaitkan dengan Imlek mulai terkuak,  sehingga orang menjadi sadar, bahwa Imlek hanya Perayaan Pergantian Tahun, bukan upacara atau ritual, bukan perayaan keagamaan, juga bukan sesuatu yang berbiaya mahal.

Sesungguhnya Imlek bisa dirayakan dengan sederhana tidak harus ada baju baru, angpao, makanan enak, atau pernak-pernik yang serba warna merah. Imlek dapat dirayakan sesuai kemampuan,  jangan melihat mereka yang di atas, jangan ingin ikutan wah, ada ya disyukuri, tidak ada ya,  ngak perlu memaksa diri, apalagi sampai berhutang demi memeriahkan Imlek.

Imlek bukan sebuah keharusan yang wajib dirayakan dengan kemewahan, ingat Imlek hanyalah momentum pergantian musim, sebagai penanda Tahun Baru, dimana para petani bersukacita karena bisa bercocok tanam.

Hendaknya demikian  sikap sebagai seorang Tionghoa, menyambut Imlek dengan sukacita bukan uforia atau kemewahan ditengah sekeliling kita banyak yang kekurangan.

Sukacita ini bisa dengan bersyukur, bahwa telah melewati suka duka selama setahun dengan selamat, dan dengan sukacita itu membuat semangat baru, untuk siap menapaki tahun yang baru, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan.

Selamat Menyambut Tahun Baru Imlek

Semoga diberkati Sepanjang Tahun

Semoga kita semua sehat dan bahagia.

With Loving Kindness

Rommet

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *