Selasa (10/07/2018) dalam kesempatan temu umat Buddha Vihara Buddha Metta Mranggen, Desa Tempuran, Kecamatan Kaloran, Temanggung, Bhante Guttadhammo menyampaikan ceramah mengenai Dhamma.
Jumlah umat Buddha Kampung Mranggen kurang lebih ada tiga puluh kepala keluarga dari lima puluh satu kk jumlah seluruh warga Kampung Mranggen. Umat Buddha di Kampung Mranggen masih menjadi mayoritas. Mereka memiliki kegemaran kesenian daerah, sehingga pada saat kunjungan bhante, mereka melakukan latihan karawitan sebelum pujabhakti dimulai.
Ceramah Dhamma
“Di dalam Buddhadhamma, Dhamma disebut juga kebenaran. Kebenaran apa pun disebut Dhamma, pengertian Dhamma adalah yang baik maupun yang buruk. Kalau seseorang berbuat buruk disebut Akusala Dhamma, jika seseorang berbuat baik disebut Kusala Dhamma. Dhamma sebagai kebenaran yaitu kebenaran bahwa seseorang telah berubat baik maupun buruk,” tutur Bhante mengawali ceramahnya.
Pengertian yang benar akan Dhamma menjadi dasar pertimbangan para umat dalam berpikir, berucap, dan bertindak, dan yang lebih penting sebagai acuan bagi umat untuk melatih diri dalam kebaikan, juga untuk penyeimbang batin ketika seseorang melakukan kesalahan dalam berlatih. Karena sebagai umat biasa yang belum mencapai kesucian tentu masih banyak melakukan kesalahan/perbuatan buruk.
“Setiap manusia yang hidup, karena diri kita masih mempunyai kotoran batin; keserakahan, kebencian, kemarahan, iri hati, gampang tersinggung, dan kebodohan batin. Karena masih mempunyai kotoran batin tersebut setiap orang pasti berbuat buruk dan juga berbuat baik. Di satu waktu berbuat yang buruk dan di waktu lain berbuat yang baik,” lanjut Bhante.
Pengertian ini mampu membebaskan dari rasa penyesalan yang berlebihan dan berangsur-angsur pada saat melakukan kesalahan, sehingga bisa bangkit kembali dalam latihan kebaikan.
Mungkin inilah salah satu keunikan ajaran Buddha adalah bahwa umat dituntun untuk berlatih, bukan dituntut dengan keharusan atau dogma yang keras, karena kemampuan setiap manusia berbeda, namun dengan latihan kemampuan bisa ditingkatkan.
Hal ini pun disampaikan oleh bhante bahwa, “Perbuatan buruk maupun baik yang kita lakukan bisa melalui pikiran, ucapan, dan juga perbuatan jasmani kita sendiri. Bukan ditentukan dari suatu makhluk gaib yang diri kita sendiri tidak pernah melihatnya. Tetapi setiap orang bisa mengerti bahwa perbuatan seseorang itu buruk atau baik yang pertama dari ucapan, yang kedua dari perbuatan jasmani. Akan tetapi belum tentu benar karena yang menentukan bahwa ucapan itu baik, bahwa perbuatan itu baik yang menentukan adalah pikiran.”
Bhante pun menyampaikan contoh lain yang berkaitan dengan pengertian/pikiran yang salah, “Contoh kasus di Surabaya, bertamu ke gereja tapi membawa bom,” kembali suasana ruangan penuh dengan tawa para umat.
“Siapa yang tahu kalau orang tersebut membawa bom? Apa orang itu nggak rajin sembahyang? Mungkin rajin, nampaknya baik akan tetapi niatnya/pikirannya buruk. Itulah pikiran,” tegas Bhante.
Menjelang akhir sesi ceramah pertama, bhante menyatakan dukungan atas adanya kesenian umat Buddha Vihara Buddha Metta yang bisa menjadi sarana para umat untuk melakukan kebaikan.
“Makanya di sini ada kesenian seperti yang tadi bapak-bapak lakukan, menabuh gamelan untuk mengundang orang-orang datang ke vihara setelah satu dua gending dilanjut pujabhakti itu bagus. Bagus itu, pas mau pujabhakti menabuh gamelan dulu, baru pujabhakti. Yang pertama bapak-bapak bisa latihan, yang kedua bisa pujabhakti. Kan mendapat dua-duanya yang baik,” apresiasi Bhante.
“Bapak/Ibu, kenapa hal ini bagus? Karena kalau seseorang hanya beragama saja tanpa berkesenian, itu akan terasa kering. Sebagai perbandingan kalau hanya sembahyang saja seseorang pasti jenuh, namun ketika menabuh gamelan atau pentas seni meskipun lama tetap tahan, coba sembahyang tahan berapa lama? Makanya agama dan seni hendaknya dipadukan diselang-seling.
“Kesenian sendiri merupakan salah satu sarana untuk mengisi batin,” tutup Bhante di akhir ceramah.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara