Problem Equal God adalah sebuah kelompok pemuda Buddhis dari beberapa vihara yang bergabung menjadi satu untuk menjalankan hal yang positif. Para pemuda ini berasal dari Desa Tanjung Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara.
Desa Tanjung adalah salah satu desa di Jepara yang berada di dataran tinggi yaitu lereng Gunung Muria. Di situ terdapat umat Buddha sekitar kurang lebih 400 jiwa yang terbagi menjadi 2 vihara dan 1 cetiya.
Desa Tanjung sendiri sebenarnya memiliki banyak pemuda Buddhis tetapi kebanyakan dari mereka sedang menempuh pendidikan dan juga sedang bekerja di luar daerah sehingga hanya beberapa dari pemuda Buddhis yang masih berada di desa tersebut.Tetapi semenjak terjadinya pandemi Covid-19 mereka yang sedang kuliah di luar daerah pulang kerena sistem kuliah diadakan secara online.
Setelah diperbolehkan kembali beribadah di tempat ibadah oleh pemerintah akhirnya muncul sebuah ide untuk melakukan kegiatan di malam minggu untuk melakukan puja bakti bersama dengan gabungan beberapa vihara di Desa Tanjung plus beberapa pemuda dari Desa Guyangan Kecamatan Bangsri.
Bukan itu saja alasan terbentuknya kelompok pemuda Buddhis ini, tetapi ada salah satu pemuda buddhis yang jarang ke vihara dan dia sudah merasa dirinya sudah jauh dari Buddha Dhamma. Maka dari itu kelompok ini diberi nama Problem Equal God atau dalam bahasa Indonesia kurang lebih berhubungan dengan Tuhan. Dengan kata lain pemuda berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan dengan melaksanakan puja bakti di vihara.
Kegiatan selama ini yang dilakukan adalah puja bakti. Kemudian setelah puja bakti dilakukan ngobrol-ngobrol dan diskusi santai selain mendekatkan diri kepada Tuhan atau kepada Buddha Dhamma. Selain itu juga bisa dilakukan pendekatan antar anggota yang lawan jenis. Maklum, saat ini banyak pemuda Buddhis yang goyah dan berpindah keyakinan karena hal jodoh atau pernikahan.
Kegiatan ini dilakukan dengan berpindah tempat setiap malam minggunya atau mereka menyebut dengan nama “Touring Dhamma” dengan mengunjungi vihara-vihara terdekat. Mereka juga mengunjungi vihara yang belum pernah dikunjungi, tidak perduli sekte atau majelis apa yang dikunjungi yang penting bisa menambah pengetahuan baru dan relasi pertemanan setelah mengunjungi vihara yang baru.
Setelah ada kegitan semacam ini di Kabupaten Jepara diharapkan pemuda Buddhis tidak hanya dari Jepara sendiri tetapi pemuda Buddhis di seluruh Indonesia juga turut aktif untuk terus melestarikan Buddha Dhamma tanpa memandang sekte dan majelis yang dianutnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara