• Wednesday, 3 May 2017
  • Chuang
  • 0

Melihat perkembangan agama Buddha saat ini di Indonesia, sungguh menyenangkan hati. Tidak seperti masa kecil saya dulu, tatkala hanya amat sedikit orang yang mengetahui apa itu agama Buddha. Para pemeluknya sendiri pun bahkan sebagian besar hanya beragama secara KTP. Jangankan kaset-kaset lagu-lagu buddhis, siar pembabaran Dhamma yang lebih konvensional seperti ceramah dari para biksu atau buku-buku pun amat sulit dijumpai. Beda dengan kondisi sekarang ini. Ada banyak buku-buku Dhamma, CD lagu-lagu dan ceramah Dhamma mudah diperoleh, VCD dan DVD serta informasi tentang agama Buddha mengalir deras dari internet. Betapa mudahnya bagi kita bertemu dengan para biksu yang melakukan siar Dhamma, terutamanya kita yang tinggal di kota-kota besar.

Tentang lagu buddhis, saya ingat kejadian ketika pertama kali mendengarkan lagu buddhis. Waktu itu saya berumur 11 atau 12 tahun, masih duduk di bangku SD kelas 6. Saya sedang menikmati libur panjang kenaikan kelas dengan menginap di rumah salah seorang keponakan yang sebaya.

Pengalaman Hidup

Pada suatu hari, salah seorang kerabatnya membawa sebuah kaset. Seingat saya, kaset itu adalah kumpulan lagu-lagu buddhis yang dinyanyikan oleh Metta Selani, bersampulkan gambar Buddha yang sangat klasik: sedang duduk di bawah pohon Bodhi dengan sinar aura di sekeliling kepala-Nya dan warna keemasan dari jubah dan kulit-Nya. Saat kaset itu diputar, untuk pertama kalinya saya mendengarkan apa itu lagu buddhis. Saya sangat terkesan pada salah satu lagu dari kaset itu. Judulnya Lord Buddha.

        Lord Buddha Yang Maha Mulia

        Guru jagat yang bijaksana, Lord Buddha

        Yang terjunjung di Tri Buwana

        Penunjuk Jalan ke Nibbana, Lord Buddha

        Bhagavato Arahatto Sammasambuddhasa

Karena begitu mendalam kesan pengalaman pertama itu, sampai-sampai ketika masa libur selesai dan roda-roda rutinitas bersekolah dimulai lagi, begitu saja saya menyanyikan lagu itu di depan kelas pada saat pelajaran seni suara. Tatkala yang lain menyanyikan lagu-lagu anak-anak standar masa itu atau memilih lagu-lagu nasional untuk dinyanyikan, hanya saya sendiri yang menyanyikan sebuah lagu rohani, di sebuah kelas dari sekolah Kristen, lagu dari agama paling minoritas.

Edan, gak?

Makanya, coba tebak apa yang terjadi? Penghuni kelas tercengang!

Saat itu saya tidak tahu dan tidak peduli apa yang menyebabkan teman-teman serta guru saya tercengang. Saya tidak peduli dan tidak merasa terhina jika mereka menganggap suara saya sumbang. Soalnya, memang iya sih. Saya pun tidak merasa harus berbesar kepala, andai pun suara saya dianggap merdu (mimpi kali, ye!). Saya bahkan tidak peduli nilai berapa yang diberikan guru untuk aksi solo nan nekat itu, yang terpenting, pada saat itu saya sudah menuntaskan keinginan saya untuk mengekspresikan identitas saya sebagai buddhis, ditengah-tengah masyarakat yang amat tidak mengenal apa itu agama Buddha.

Beberapa tahun kemudian barulah saya menemukan jawaban teka-teki mengapa teman-teman dan guru saya waktu itu tercengang. Secara kebetulan saya bertemu dengan salah seorang teman sekelas di SD dulu. Entah mengapa, tiba-tiba si teman tanpa dinyana mengungkit tentang peristiwa itu. Dia bilang waktu itu suasana terasa amat mencekam. Karena dia pikir saya sedang mengucapkan mantra-mantra dalam bahasa yang aneh. Saya tertawa mendengarnya. Oh, jadi itu rupanya yang membuat teman-teman saya tercengang. Oh, jadi bagian liriknya yang berbunyi bhagavato arahatto sammasambuddhasa itu dianggap mantra aneh?

 

Begitulah pengalaman pertama saya dengan lagu buddhis.

Chuang 040609

 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *