• Wednesday, 25 November 2015
  • Komala Somadevi
  • 0

Aku mengernyitkan dahi. Berusaha mencari cara menjelaskan perkara berhala. Berhala merupakan perkara sensitif di dalam keluarga kami.

“Jadi, kamu nyembah berhala?” tukas ibuku dengan santai sembari menghadap setengah cangkir kopi favoritnya. Pagi itu kami sedang menikmati sarapan bersama di ruang makan. Ibu dengan kopinya, aku dengan teh susuku.

“Enggak Bu, kan kalau kita menghormat ke patung Buddha, bukan patungnya yang kita sembah, tapi kita menghormati Buddha Gotama yang mengajarkan kita, mengingat kualitas-kualitas Buddha yang ingin kita capai…” suaraku mengecil melihat ibuku membuang muka dan memainkan pegangan cangkir kopinya.

Di lain pagi, aku duduk di suatu kelas, bersama dengan teman-teman senior Dharma, mendengarkan ceramah seorang pembicara yang cekatan dan terampil. Romo sedang berbicara tentang analogi bendera, tapi entah mengapa analogi tersebut tidak mengena di benakku.

Suatu siang di lain hari, aku duduk berdampingan dengan seorang teman Dharma −kali ini seumuran. Setelah sesi perkenalan standar, aku terpaksa membahas bagaimana aku bertemu agama Buddha. Kami bertukar pikiran sejenak, dan aku pun berkeluh kesah mengenai beberapa tantangan yang aku hadapi. Sampai kemudian tercetus di otakku menceritakan tentang ibuku dan kebingungannya pada berhala.

Temanku tertawa penuh pemahaman. Kemudian ia menoleh ke arahku dan dengan sisa tawanya ia meneruskan, “Seperti bendera, ketika kita menghormat ke bendera, bukan kainnya yang kita hormati, tetapi apa yang disimbolkan oleh kain itu, negara. Bangsa Indonesia.

“Begitu juga kalau kita menyembah Buddha, bukan patungnya yang kita sembah, melainkan apa yang disimbolkan oleh patung tersebut −Guru Buddha, Dharma (ajaran Buddha) dan Sangha (komunitas biksu dan biksuni)− Tiga Perlindungan.”

Aku terkesima. Ini dia analogi bendera yang terlupakan untuk menjawab kebingungan mama tentang berhala. Bahwa menyembah patung Buddha bukan karena kita mempercayai patung tersebut akan memberikan kebahagiaan. Menyembah patung Buddha adalah wujud penghormatan dan keyakinan terhadap apa yang disimbolikkan oleh patung tersebut –Buddha, Dharma, dan Sangha. Tiga Perlindungan.

Semoga kali lain jawabanku memuaskan ibunda.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Komala Somadevi

Perempuan. Lulusan perguruan tinggi di Bandung jurusan komunikasi internasional. Volunteer di thubtenchodron[dot]org. Kini menetap di Jogja. Mengelola tempat makan sederhana, "Angon".

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *