Barangkali orangtua kita yang pengasih masih bersama kita saat ini. Atau mungkin pasangan, anak, kerabat, dan teman-teman yang penyayang masih lestari menemani kita.
Namun betapa pun besar rasa sayang dan kepeduliannya, mereka semua tak mungkin mampu selalu siap dan sedia bersama kita setiap waktu dalam hidup ini. Dan pada waktunya nanti–cepat atau lambat–saat kita melangkahi garis kematian menuju alam yang masih misteri, kita harus berjalan tanpa mereka.
Namun demikian, ada satu yang akan selalu mampu bersama kita dalam setiap waktu dan bahkan menemani kita melangkahi garis kematian. Ia adalah kebajikan-kebajikan yang pernah kita lakukan, moralitas yang kita tegakkan dan pupuk dalam rentang kehidupan kita.
Baca juga: Persahabatan Spiritual
Sebutlah ia dengan nama si bajik, dan panggillah namanya saat kita merasa ditinggalkan oleh dunia, ketika kita merasa lelah oleh rutinitas dan mulai kehilangan keriangan hidup. Maka ia akan datang menemani dan memberikan penghiburan sejati bahwa diri kita berharga dan hidup kita telah dijalankan dengan semestinya.
Atau ketika kita tertimpa tudingan tak mendasar, celaan dari yang sirik-dengki, sebutlah namanya dan ia akan datang menemani kita dengan membawa pernaungan: jangan takut, tak akan ada sesuatu pun yang menimpamu yang bukan bagianmu.
Ialah sahabat sejati kita yang kepedulian dan penemanannya melampaui apa yang mungkin dapat diberikan oleh orangtua, pasangan, anak, teman, atau kerabat kita. Peduli dan sayangi ia, dan ia akan terus menemani kita ke kehidupan yang akan datang.
Menyukai dunia menulis, tinggal di Bali
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara