• Monday, 5 December 2016
  • KMB Widyodaya
  • 0

Pada awal November 2016 lalu, tepatnya Selasa (8/11), di Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, BSD, Tangerang Selatan digelar Sanghadana Masa Kathina 2560 BE/2016. Acara ini merupakan acara perdana sekaligus pengukuhan pengurus Komunitas Mahasiswa Buddhis (KMB) Widyodaya Universitas Prasetiya Mulya.

KMB Widyodaya merupakan organisasi yang dibentuk sebagai wadah bagi mahasiswa/i Buddhis Prasetiya Mulya untuk mengenal dan mengimplementasikan ajaran Buddha Gotama. “Widyodaya” sendiri merupakan kata yang sangat sarat makna, karena kata tersebut dianugerahkan oleh Bhikkhu Sri Pannyavaro. Widyodaya sendiri berasal dari bahasa Pali, yaitu “vijja” yang berarti ilmu/pengetahuan dan “udaya” yang berarti timbul, bangkit, atau bertumbuh, sehingga nama “Widyodaya” memiliki arti bangkit dan bertumbuhnya pengetahuan terutama pengetahuan akan ajaran Buddha Dhamma.

Kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan oleh KMB Widyodaya sejak terbentuk di pertengahan tahun 2016 antara lain berupa kebaktian mingguan, sharing Dhamma, peringatan hari besar agama Buddha, dan acara keakraban untuk seluruh anggota KMB Widyodaya.

Pada acara Kathina ini pula dilaksanakan pengukuhan pengurus KMB Widyodaya masa bakti 2016/2017 dengan pembacaan Surat Keterangan Pengangkatan Pengurus serta penyerahan simbolis seragam pengurus oleh Ketua KMB Widyodaya 2016/2017, Satria Goutama. Acara pengukuhan pengurus ini juga semakin bertambah sakral dengan adanya blessing dan pemercikan tirta suci oleh Bhikkhu Sri Pannyavaro kepada 14 pengurus inti KMB Widyodaya 2016/2017.

Dalam Dhammadesana, Bhante Sri Pannyavaro memaparkan bahwa pengertian benar sepatutnya dimiliki oleh setiap umat Buddha. Terdapat empat jenis keyakinan, yaitu kamma saddha (yakin pada perbuatan baik dan tidak baik), vipaka saddha (yakin bahwa semua perbuatan akan menghasilkan buah/akibat), kamma sakkata saddha (yakin bahwa akibat dari suatu perbuatan akan dialami oleh pembuatnya sendiri), dan Tathagata bodhi saddha (yakin bahwa Guru Agung Buddha mencapai penerangan sempurna kemudian mengajarkan Dhamma, yang bukan semata-mata hasil dari pemikiran intelektual Beliau melainkan hasil dan pencerahan, atas usahanya sendiri, dan pengalaman langsung yang kemudian diajarkan pada kita).

Keyakinan terhadap hukum kamma mendorong kita untuk tidak berbuat buruk (menjaga sila) dan juga mendorong kita untuk berbuat yang baik, contohnya dengan berdana. Terdapat tiga tujuan dari berdana, yaitu untuk menjaga relasi, untuk memperoleh kesenangan di alam dewa, dan untuk membersihkan kotoran batin dan melepaskan penderitaan.

Ketika kita berdana hanya sebatas untuk tujuan pertama dan kedua, maka hanya sampai hal tersebut buah yang kita peroleh. Namun jika kita berdana dengan tujuan ketiga, maka semua manfaat berdana akan kita peroleh. Saddha (keyakinan), sila (kemoralan), caga (kemurahan), dan panna (kebijaksanaan). Itulah empat macam Dhamma yang bila dipraktikkan dapat memberi manfaat sangat panjang pada kehidupan masa sekarang dan yang akan datang.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *