Oleh : Rommet
Fang Sheng/放生 (melepas makhluk hidup) dan Jiu Sheng/救生 (menyelamatkan makhluk hidup) adalah salah satu bentuk praktik dari Abhayadana (Dana Keselamatan/Rasa Aman). Jika Fang Sheng (放生) adalah melepaskan makhluk hidup ke habitatnya, maka Jiu Sheng (救生) adalah menyelamatkan makhluk hidup dari bahaya/kematian.
Dalam praktik Fang Sheng, otomatis ada Jiu Sheng; namun dalam Jiu Sheng, belum tentu ada Fang Sheng. Membeli satwa yang akan dibunuh lalu kita lepaskan ke habitatnya berarti kita melakukan dua tindakan: Fang Sheng dan Jiu Sheng.
Ketika menyelamatkan satwa dari kelaparan atau bahaya kematian (misalnya memberi makan kucing/anjing liar/hewan liar yang lapar, atau menyelamatkan kucing/anjing/hewan dari kecelakaan di jalan), ini disebut Jiu Sheng. Kita hanya menolong saat itu saja, tanpa memindahkan hewan ke tempat yang aman dari kelaparan/bahaya.
Fang Sheng dan Jiu Sheng adalah bagian dari praktik Abhayadana. Perbuatan mulia ini sudah dilakukan oleh Guru Agung Sakyamuni Buddha saat menjadi Pangeran Sidharta. Saat melihat hewan yang akan dipotong, terluka, atau lapar, Pangeran Sidharta akan segera menolongnya dengan welas asih yang mendalam.
Demikianlah cara beliau mengajarkan welas asih. Jika anak-anak sejak kecil dibiasakan memiliki kasih sayang terhadap hewan atau makhluk yang menderita, mereka akan tumbuh dengan jiwa welas asih dan menjadi pribadi yang agung di masa depan.
Salah Kaprah dalam Pelaksanaan Fang Sheng
Jangan lakukan Fang Sheng di sembarang tempat; pastikan lokasi pelepasan adalah habitat asli satwa tersebut. Salah tempat bisa mengakibatkan kematian satwa yang dilepaskan dan bisa berdampak buruk bagi satwa endemik di lokasi tersebut.
Jika Fang Sheng tidak sesuai syarat dan ketentuan, tindakan tersebut, meskipun disebut dana kebajikan, bisa menimbulkan karma buruk. Jangan berdalih atas nama cinta kasih jika motivasinya hanya ingin terlihat baik.
Fang Sheng bukan berarti membeli satwa lalu melepaskannya kembali ke alam. Fang Sheng adalah menyelamatkan makhluk dari kematian, bukan menyebabkan bencana dan kematian, baik bagi satwa yang dilepaskan maupun satwa endemik di lokasi tersebut.
Sebaiknya memberi makan kepada satwa yang kelaparan, menyediakan tempat/shelter, dan membantu jika mereka sakit. Inilah makna sejati dari Fang Sheng: menyelamatkan, bukan sekedar upacara ritual.
YM. Master Hsing Yun, sebelum menjadi Guru Besar, setiap paginya memberi makan burung-burung liar sambil mengucapkan semoga ini adalah kelahiranmu yang terakhir sebagai hewan, semoga di kehidupan mendatang berjodoh dengan Dharma dan mencapai Bodhi. Beliau tidak membeli ikan, burung, atau satwa lainnya untuk dilepaskan, melainkan memberi makan kepada satwa yang lapar dengan cinta kasih murni, tanpa embel-embel ritual atau motif tertentu.
Itulah Fang Sheng yang sebenarnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara