Feelings come and go like clouds in a windy sky. Conscious breathing is my anchor.
~Zen Master Thich Nhat Hanh
Alat musik perlu diselaraskan secara berkala. Tak jauh beda dengan pikiran dan perasaan manusia, sudah selayaknya diselaraskan secara berkala juga. Napas sering menjadi salah satu alat untuk menyelaraskan pikiran. Itulah pentingnya menerapkan metode eling dan waspada, dengan demikian bisa mengutuhkan badan dan pikiran, hadir di sini dan saat ini agar hujan badai bisa mulai mereda.
Perasaan datang dan pergi seperti awan di angkasa yang diporak-porandakan oleh angin. Awan di luar sana mungkin tak bisa dikendalikan oleh manusia, namun awan di dalam pikiran dan perasaanmu tentu saja sepenuhnya menjadi otoritasmu; namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah Anda berdaulat atas pikiran dan perasaan itu? Atau Anda hanyalah sebatang ranting tak berdaya diombang-ambing di samudera?
Di mata para zen master, perasaan itu seperti awan. Ia datang dan pergi, tak perlu terlalu risau, tidak perlu dikejar, tidak perlu kamu tangkap lalu masukkan ke dalam stoples. Melalui napas berkesadaran sebagai jangkar, melihat awan datang dan pergi, begitu saja. Analogi jangkar sebagaimana perahu yang dijangkarkan agar tidak terbawa arus dan gejolak gelombang.
Meditasi lebih cenderung mengeksplorasi pengalaman-pengalaman. Satu sisi butuh teori-teori, teknik ataupun metode memang perlu dipelajari dan dikuasai. Bagi pemula tidaklah perlu terlalu banyak teori dan istilah teknis, hati-hati overdosis teori!
Meditasi disebut sebagai langkah menyelaraskan pikiran, jasmani dan perasaan. Meditasi bukan hanya sekadar konsep atau filosofi semata, bukan juga gagasan-gagasan yang mengudara, namun meditasi merupakan pengalaman membumi secara langsung atas momen kekinian, di sini.
Anda boleh saja mendefinisikan tujuan meditasi. Anda juga boleh berkisah tentang apa saja yang dialami ketika meditasi. Seseorang yang doyan durian mencoba menjelaskan pengalaman lidahnya, lain lagi ada orang yang langsung mencicipinya. Mendengarkan penjelasan tentang pengalaman lidah tidak akan mengantarkan Anda pada rasa durian. Mencicipinya langsung dan penjelasan pengalaman lidah merupakan dua hal yang cukup berbeda. Seberapa banyak pun kata-kata yang kamu coba sampaikan tak mampu menggantikan pengalaman langsung.
Dunia teknologi
Teknologi memungkinkan orang mengirimkan artikel inspirasi. Anda copas (baca: copy – paste) dan sebar ke semua grup WA (baca: WhatsApp), merasa lega? Anda berharap ada perubahan diri, berharap orang lain juga mendapatkan manfaat, itu bagus! Setelah beberapa hari kemudian Anda lupa lagi dan kembali ke moda sebelumnya. Sama juga dengan mereka yang membeli buku meditasi seabrek, tapi tidak pernah barang 10 menit pun untuk duduk hening mengamati napas, menyelaraskan badan jasmani, mengheningkan pikiran, meredakan perasaan, buku itu tidak akan membawa Anda ke mana-mana.
Membaca buku mungkin sedikit memberi kelegaan hati, menyebarkan kisah inspirasi barangkali memberi semangat, namun kunci terpenting adalah endapkanlah nasihat-nasihat itu ke lubuk hatimu, lakukanlah latihan-latihan yang di-instruksikan dalam buku meditasi sehingga manfaat nyata bisa Anda rasakan, rasakan rasanya!
Perubahan tidak terjadi sekejap mata, walaupun benar terjadi perubahan namun belumlah kokoh dan solid. Kekokohan dan soliditas perlu dibangun di atas fondasi eling dan waspada dalam sesi-sesi formal lalu diperpanjang hingga sesi-sesi non formal. Sesi formal seperti meditasi duduk formal, meditasi jalan formal, meditasi baring formal. Dari situ mulai pelan-pelan menyatukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga meditasi formal dan non formal tidak ketara lagi perbedaanya. Sesi formal dan non formal sama-sama menghasilkan kesatuan badan dan pikiran, hadir di sini agar kejernihan batin bisa merubah kebiasaan-kebiasaan kurang bajik.
Terus terang, tidak ada yang spektakuler dalam tulisan ini, serius! Sebetulnya Anda sudah tahu semua itu, walau Anda sudah tahu, namun sekadar membaca tulisan ini membuat Anda menjadi ingat kembali. Minimal, sudah memberikan dorongan perubahan diri. Selanjutnya Anda membutuhkan keterbukaan, kejujuran, dan dorongan kuat beserta komitmen untuk melaksanakan meditasi secara rutin, demikianlah Anda bisa terus melanjutkan penyelarasan pikiran dan perasaanmu.
Tulisan ini tak bermaksud untuk menyediakan semua jawaban atas masalahmu, juga tidak bisa menyelesaikan semua masalah hidupmu dengan harapan hidup bahagia selamanya, itu mimpi di siang bolong! Tapi setidaknya telah menyirami air segar kepadamu agar mau bangkit, memberikan dorongan mendasar untuk mulai merubah hidupmu.
Meditasi tidak perlu merubah gaya hidupmu, tidak juga harus duduk dalam posisi padmasana, bersembunyi di goa-goa, ke mana-mana membawa mala di pergelangan tangan, mulut selalu menggantungkan mantra A, B dan C, itu semuanya bagus! Namun bagaimana memanfaatkan kejernihan pikiran dari hasil meditasi lalu melihat dengan mata yang ‘baru’ atas semua kejadian-kejadian di hadapanmu, itulah mulai perubahan kecil. Paling tidak, meditasi membantu Anda mengetahui apa yang sedang terjadi dalam pikiranmu, perasaan apa yang sedang dirasakan, dan apakah ada tensi dalam badanmu. Selamat merasakan rasanya dan terus menyelaraskan pikiran, jasmani dan perasaanmu!
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara