• Thursday, 13 March 2025
  • Klisin
  • 0

Oleh: Muhammad Mukhlisin (Praktisi Pendidikan dan Meditasi)

Beberapa hari yang lalu, saya beruntung dapat bertemu kembali dengan seorang sahabat lama, Muhammad Zaim. Zaim adalah murid dari Thich Nhat Hanh dan saat ini tinggal di Jerman, membangun sebuah komunitas meditasi. Pertemuan ini membawa saya pada refleksi tentang pentingnya hidup berkesadaran, terutama di bulan Ramadhan ini.

Dalam perbincangan kami, Zaim mengungkapkan bahwa minat para pemuda terhadap meditasi dan mindfulness semakin berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa mindfulness memiliki pengaruh signifikan dalam menurunkan tingkat depresi pada remaja. Sebuah studi menemukan bahwa individu yang mengalami banjir lebih mungkin menderita depresi dan kecemasan dibandingkan mereka yang tidak terdampak.

M. Mukhlisin bersama Muhammad Zaim dalam sebuah kegiatan meditasi jalan di Bogor, Jawa Barat (19/2/2023). Sumber Foto: Ngasiran/Buddhazine.

Kehidupan modern saat ini seringkali diwarnai oleh tingkat stres yang tinggi. Tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, dan perkembangan teknologi yang pesat menjadi beberapa penyebab utama stres di masyarakat. Selain itu, krisis lingkungan dan perubahan iklim turut menambah beban pikiran banyak orang. Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental individu.(kompas.id)

Beberapa hari terakhir, wilayah Bogor dan Jakarta dilanda banjir besar akibat hujan deras yang berlangsung selama dua hari berturut-turut. Di Jakarta, genangan air mencapai 105 RT dengan ketinggian hingga 5 meter, sementara di Bekasi, 8 kecamatan terdampak parah. 

Banjir ini menyebabkan ribuan warga harus mengungsi, rumah-rumah terendam, dan infrastruktur rusak. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga berdampak pada psikologi masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami banjir lebih rentan mengalami depresi dan kecemasan. 

Di tengah situasi ini, saya mendengarkan sebuah pesan dari Radio Elshinta yang disampaikan oleh Prof. Nasaruddin Umar, Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal. Beliau menekankan pentingnya semua umat beragama bersatu untuk menghentikan krisis iklim. 

“Jika besok kiamat, maka hari ini masih perlu menanam pohon,” ucapnya, mengingatkan kita akan pentingnya tindakan nyata dalam menjaga bumi.

Dalam ajaran Buddha, terdapat petikan yang menekankan pentingnya persatuan dalam menjaga bumi dan hidup berkesadaran:

“Kalau kita menjaga alam, alam pun akan menjaga kita. Kalau kita tidak menjaga alam, maka alam pun tidak akan menjaga kita”

Bagi umat muslim seperti saya, bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk merenung dan meningkatkan kesadaran diri. Dengan hidup berkesadaran, kita dapat lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan mengambil langkah nyata untuk menjaga kelestariannya. Mari kita jadikan momentum ini untuk bersatu dalam menjaga bumi dan meningkatkan kualitas hidup melalui praktik mindfulness.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *