• Monday, 29 January 2018
  • Widia Dharma
  • 0

Vihara Muryantoro, namanya tidak terdengar seperti vihara pada umumnya, vihara biasanya menggunakan nama-nama khas dalam literatur agama Buddha.

Vihara Muryantoro terletak di Desa Tanjung, Dusun Gronggong, Kecamatan Pakis Aji, Kab. Jepara, Jawa Tengah. Muryantoro sendiri di ambil dari sebuah nama gunung yaitu Gunung Muria.

Vihara Muryantoro berada di pelosok, jauh dari pusat kota Jepara, dibutuhkan kurang lebih hampir satu jam dari pusat kota menuju Vihara Muryantoro. Jumlah umat Buddha Vihara Muryantoro ada 235 jiwa dengan 75 KK (Kepala Keluarga).

Baca juga: HUT Vihara Tanah Putih adalah Hari Lahir Buddhis Indonesia

Pertama kali didirikan pada 1969-an, sudah mengalami tiga kali pemugaran yaitu pada 1973, 1992, dan 2015. Saat ini kami juga sedang melakukan renovasi dan pembangunan beberapa fasilitas vihara untuk menunjang kegiatan di vihara kami yang dimotori oleh Biksuni Virya Guna.

Keyakinan

Keyakinan menjadi sebuah dasar bagaimana kami masih eksis sampai saat ini. Sudah tidak terhitung berapa banyak daerah, vihara berubah menjadi bangunan usang dan tua karena ditinggal umatnya. Keyakinan kuat pada Buddhadharma yang membuat kami masih bertahan dan akan tetap bertahan sampai kapan pun itu.

Buddhadharma sebagai keyakinan dan ajaran “Tunggal” yang diwariskan oleh para pendahulu kami, yang begitu mengakar kuat dan mengalir dalam jiwa dan darah kami.

Keyakinan yang diwariskan oleh para pendiri dan para sesepuh masih sangat lekat di darah kami. Meskipun Bapak Sucipto telah meninggal 4 tahun silam, beliau merupakan seorang pemimpin yang kami anggap sebagai tonggak kekuatan bagi umat Buddha Vihara Muryantoro, telah mewariskan keyakinan pada Buddhadharma, keyakinan ini tak mudah kami gadaikan dengan apa pun juga.

Demi menjaga keyakinan dan eksistensi, kami dalam satu minggu melakukan rangkaian kegiatan keagamaan seperti halnya, di hari Minggu dilaksanakan Sekolah Minggu Buddha dimulai pukul 07.00-09.00, kemudian sore harinya perkumpulan emak-emak pukul 14.00-16.00, kemudian di hari Selasa malam, kami adakan perkumpulan umum yang terdiri dari anak-anak, remaja, orang tua dan semua lapisan umat Buddha Vihara Muryantoro dimulai Pukul 19.00-21.00.

Kemudian hari Jumat kami adakan pujabhakti keliling dari rumah-ke rumah pukul 19.00-21.00, dan selain itu  pada hari Sabtu pukul 19.00-21.00 ada perkumpulan khusus remaja.

Pernikahan

Pernikahan menjadi salah satu bagian perjalanan hidup seseorang yang mungkin sangat ditunggu atau mungkin juga ingin dilewatkan. Fonomena menjadi “kutu loncat” dalam pernikahan lintas agama pun menjadi fenomena yang menarik di tempat kami. Pernikahan seakan menjadi bagian dari misteri dalam hidup yang tidak mudah untuk dipecahkan.

Menjadi seperti kami ini dengan latar belakang ekonomi pas-pasan bahkan bisa dianggap “kere”, serta pendidikan yang rendah, yang hanya tamat SD, dan memeluk agama minoritas, tentu menjadi kendala tersendiri bagi kami untuk mendapatkan tambatan hati.

Meskipun beberapa dari kami ada yang harus menyerah dan pindah keyakinan demi pernikahan, tapi keyakinan yang diwariskan kepada kami ini, tentu tidak mudah begitu saja untuk kami pindah atau sekadar kami gadaikan demi sebuah pernikahan. Bagi kami menggadaikan atau pindah keyakinan adalah suatu hal yang tabu.

Keyakinan yang masih mengakar kuat itu terbukti dengan beberapa dari kami lebih memilih menikah dengan duda daripada pindah keyakinan, lebih memilih menikah dengan rentang usia yang jauh lebih tua daripada pindah keyakinan, bahkan ada yang rela dipenjara atau rela bertahan sampai saat ini, usia yang tidak lagi muda dengan gelar “Joko Tuo” atau sekarang disebut dengan “jones” alias jomblo ngenes.

Keyakinan bagi kami bukanlah keyakinan yang membabi buta, karena bagi kami keyakinan tanpa pengertian akan membawa ketakhayulan, pengertian tanpa keyakinan membawa pada pandangan salah.

Baca juga: Pandangan Pernikahan Beda Agama dalam Buddhis dan Penerapan Hukum Indonesia

Keyakinan dan pengertian tidak dijalankan adalah kosong, keyakinan dan pengertian dijalankan akan membawa kebahagiaan. Maka dari itulah peningkatan kualitas manusia selain dalam bentuk pemahaman nilai-nilai spiritual perlu adanya peningkatan dalam kualitas pendidikan.

Pendidikan

Pendidikan menjadi isu yang sangat penting bagi kami, khususnya umat Buddha Vihara Muryantoro. Sepuluh sampai lima belas tahun yang lalu, kesadaran akan pendidikan di tempat kami masih sangat rendah sekali.

Kami hanya mampu sekolah sampai tingkat SD saja, sangat jarang yang melanjutkan ke tingkat SMP, SMA, apalagi ke perguruan tinggi. Bukan tanpa alasan memang, masyarakat kami yang hanya bekerja sebagai buruh tani, pekerja serabutan dan sebagian kecil tukang kayu, hanya cukup untuk makan bahkan terkadang kurang.

Selain itu, jarak tempuh menuju sekolah SMP, harus menempuh jarak kurang lebih 15 kilometer. Bagi mereka yang tidak punya kendaraan akan menjadi kendala, karena memang tidak adanya sarana tranportasi umum, dan hal tersebut masih terjadi sampai saat ini.

Namun itu semua tidak membatasi niat kami untuk terus meningkatkan kualitas SDM kami, puji syukur saat ini kesadaran akan pentingnya  pendidikan terus meningkat, anak-anak memiliki semangat yang luar biasa untuk menempuh pendidikan yang layak.

Kami saat ini perlu berbangga hati karena generasi muda Vihara Muryantoro berangsur membaik dalam tingkat pendidikan. Kami punya Sarjana Pendidikan, kami punya Sarjana Ekonomi, kami punya lulusan akademi kesehatan, kami punya PNS, dan generasi muda kami yang saat ini masih berjuang menempuh pendidikan di jenjang SMA, S1, S2, dan S3.

Pendidikan memang tidak menjanjikan kekayaan bagi setiap individu, tapi lewat pendidikanlah  kekayaan pemikiran, pola pikir, dan pengetahuan dapat terbentuk dengan baik.

Kami percaya dan yakin, keyakinan ini akan bisa tetap terjaga dan terkelola dengan baik, dengan tetap mengutamakan toleransi antarumat beragama, serta keyakinan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai gotong royong serta kebersamaan di antara kita. Hal tersebut tentunya hanya akan dapat tercipta ketika kami memiliki sumber daya manusia yang baik dan berkualitas.

Widia Dharma

Seorang pengajar dan seorang mahasiswa S3 di Universitas Negeri Jakarta

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *