Tim Densus 88 Antiteror Polri dan Polda Jatim melakukan penyisiran rumah kontrakan milik pelaku di Kompleks Perumahan Bunga Tanjung, Desa Junrejo, Kota Batu, Malang pada Kamis (1/8/2024). ANTARA/HO-Divisi Humas Polri
  • Wednesday, 14 August 2024
  • Klisin
  • 0

Oleh: Muhammad Mukhlisin (Direktur Yayasan Cahaya Guru)

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri meringkus seorang terduga teroris berinisial HOK di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang, Jawa Timur, pada Rabu malam (31/07/2024). Sebagaimana dikonfirmasi Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, HOK yang merupakan pelajar hendak melakukan aksi teror bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak jenis Triaceton Triperoxide (TATP). Aksi teror bom bunuh diri tersebut hendak dilakukan pada dua rumah ibadah di wilayah Malang.

Kasus ini mengingatkan kita pentingnya pendidikan perdamaian dalam mencegah radikalisme dan kekerasan di kalangan generasi muda. Di sinilah peran ajaran Buddhisme menjadi relevan, menawarkan wawasan mendalam tentang cara mencapai perdamaian dan mengatasi konflik. Ajaran Buddhisme menekankan pentingnya non-kekerasan, belas kasih, dan kedamaian batin sebagai landasan dalam menyelesaikan pertikaian. Prinsip-prinsip ini sangat relevan dengan upaya kami di Yayasan Cahaya Guru (YCG) dalam mempromosikan pendidikan yang toleran dan damai di Indonesia.

Prinsip Ahimsa (Non-Kekerasan)

Salah satu ajaran utama dalam Buddhisme adalah ahimsa, yang berarti non-kekerasan. Prinsip ini mengajarkan bahwa semua makhluk memiliki hak untuk hidup damai dan bebas dari penderitaan. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, ahimsa mendorong individu untuk tidak hanya menahan diri dari melakukan kekerasan fisik tetapi juga menghindari kekerasan verbal dan emosional. Di YCG, kami menerapkan prinsip ini dengan mengedepankan pendekatan pendidikan yang mendorong dialog dan pengertian antarbudaya di kalangan guru dan siswa.

Empat Kebenaran Mulia sebagai Jalan Menuju Perdamaian

Buddhisme mengajarkan Empat Kebenaran Mulia yang menjadi landasan untuk memahami penderitaan dan jalan menuju kebebasan darinya:

  1. Dukkha (Penderitaan): Kehidupan manusia tidak terlepas dari penderitaan, termasuk dalam bentuk konflik dan perang.
  2. Sebab Penderitaan: Keinginan dan keterikatan adalah akar dari penderitaan. Dalam konteks perang, ini dapat berupa ambisi politik, ketamakan, dan kebencian.
  3. Penghentian Penderitaan: Dengan melepaskan keinginan dan keterikatan, kita dapat mengatasi penderitaan.
  4. Jalan Menuju Penghentian Penderitaan: Jalan Mulia Berunsur Delapan, yang mencakup pandangan benar, niat benar, ucapan benar, tindakan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar, adalah panduan praktis untuk mencapai kedamaian.

YCG berusaha menerapkan ajaran ini dalam program pelatihan guru kami dengan mengedepankan pendidikan karakter yang mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam pengajaran sehari-hari.

Mengembangkan Kedamaian Batin

Buddhisme menekankan bahwa kedamaian sejati dimulai dari dalam diri. Melalui praktik meditasi dan kesadaran, individu dapat mengembangkan kedamaian batin yang memungkinkan mereka untuk berempati dengan orang lain dan mengurangi konflik. Di YCG, kami mengadakan lokakarya dan pelatihan yang membantu para pendidik mempraktikkan teknik-teknik pengelolaan sosial dan emosional dan menyebarkannya kepada siswa mereka.

Belas Kasih dan Cinta Kasih sebagai Pilar Kedamaian

Ajaran Buddhisme mengutamakan belas kasih (karuṇā) dan cinta kasih (mettā), yang mendorong individu untuk merasakan dan memahami penderitaan orang lain serta berusaha untuk meringankannya. Nilai-nilai ini sejalan dengan visi YCG untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung kesetaraan dan keragaman.

Interkoneksi dan Tanggung Jawab Sosial

Buddhisme mengajarkan bahwa semua makhluk saling terhubung, dan setiap tindakan memiliki dampak yang meluas. Pemahaman ini menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial dan mendorong pemimpin serta individu untuk mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan, termasuk keputusan untuk berperang. Melalui program advokasi kebijakan, kami berupaya mempromosikan kebijakan pendidikan yang berfokus pada kerukunan sosial dan pengurangan konflik.

Buddhisme dan Perdamaian

Ajaran Buddhisme tentang perdamaian dan perang menawarkan panduan berharga bagi individu dan masyarakat dalam upaya mencapai dunia yang lebih damai. Dengan menekankan non-kekerasan, belas kasih, dan kedamaian batin, Buddhisme menginspirasi kami di Yayasan Cahaya Guru untuk terus mendorong pendidikan yang mempromosikan toleransi dan keragaman. Kami percaya bahwa dengan mengadopsi nilai-nilai ini, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih harmonis bagi semua. Meski tantangan tetap ada, ajaran Buddhisme memberikan harapan bagi dunia yang lebih damai.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *