Suwardi Suryaningrat juga dijuluki Jemblung Truno Gati seorang politikus dan jurnalis yang kemudian terkenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Nama Ki Hadjar Dewantara kemudian disingkat KHD dikenal sebagai Bapak Pendidikan di Indonesia, tanggal lahirnya, 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hadjar Dewantara mulai sadar pentingnya pendidikan untuk bangsa yang merdeka. Pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial tidak akan membantu rakyat kecil menikmati pendidikan.
Pendidikan yang minim mempersempit wawasan masyarakat, terutama generasi muda di kalangan masyarakat biasa. Generasi muda sebagai sumber daya yang akan membangun bangsa membutuhkan wadah untuk mendapatkan pendidikan.
Gagasan mendirikan sekolah atau pendidikan berasal dari sarasehan (diskusi) tiap hari Selasa-Kliwon. Peserta diskusi sangat prihatin (menderita batin) terhadap keadaan pendidikan kolonial.
Sistem pendidikan kolonial yang materialistik, individualistik, dan intelektualistik diperlukan lawan tanding, yaitu pendidikan yang humanis dan populis, yang memayu hayuning bawana (memelihara kedamaian dunia). Menurut KHD pendidikan yang mengena kepada bangsa Timur adalah pendidikan yang humanis, kerakyatan, dan kebangsaan. Patrap Guru, atau tingkah laku guru yang menjadi panutan murid-murid dan masyarakat, (Marihandono, 2017:33-34).
Peran guru
Guru sebagai figur yang suara dan tingkah lakunya akan dicontoh oleh anak didiknya. Jika kita memperhatikan anak kecil atau usia dini, mereka sering menirukan gaya bicara guru atau gerak-gerik gurunya saat di kelas. Bahkan saat guru mengajak untuk menyanyi atau bercerita anak seperti terhipnotis begitu saja mengikuti bentuk bibir yang diciptakan guru untuk mendapatkan suara atau karakter yang pas. Ini hanyalah contoh yang sederhana tentunya cara berpikir, berucap, dan bertindak guru akan menjadi inspirasi bagi muridnya.
Seperti halnya disampaikan oleh Musyafa, perilaku guru dalam mendidik murid atau anak bangsa menjadi pegangan dan modal utama sehingga KHD menciptakan istilah yang kemudian sangat terkenal, yaitu: Ing ngarsa sung tulada (di depan memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun cita), Tut wuri handayani (mengikuti dan mendukungnya)… “among”, artinya guru-guru meski di belakang tetapi memengaruhi dan memberi jalan kepada anak didik untuk berjalan sendiri, (Marihandono, 2017:34,36).
Baca juga: Guru Pahlawan yang Terbuang, Kapan Dipungut Kembali?
KHD dengan berbagai pengalaman dan banyak belajar dari buku-buku telah menyadari pentingnya pendidikan yang memperkokoh budi dan nilai keagamaan. Pemikiran KHD dalam dunia pendidikan menjawab tantangan pemerintah bahkan di zaman yang kekinian.
Pemerintah mulai menekankan pendidikan berkarakter dan memperbanyak jam pendidikan keagamaan. Agar tidak mentah dan mental lembaga penyelenggara pendidikan perlu mengetahui dan menerapkan strategi yang diterapkan oleh KHD dalam Taman Sisiwa.
Ada empat strategi pendidikan Ki Hadjar Dewantara; Pertama, pendidikan adalah proses budaya untuk mendorong siswa agar memiliki jiwa merdeka dan mandiri. Kedua, membentuk watak siswa agar berjiwa nasional, namun tetap membuka diri terhadap perkembangan internasional. Ketiga, membangun pribadi siswa agar berjiwa pionir- pelopor. Keempat, mendidik berarti mengembangkan potensi atau bakat yang menjadi kodrat alamnya masing-masing siswa. (Widodo, 2017:163).
Kesimpulan
Gagasan Ki Hadjar Dewantara untuk memberikan pendidikan kepada seluruh lapisan masyrakat merupakan sebuah pemikiran cerdas dalam membangun generasi yang merdeka. Bukan hanya merdeka atas penjajahan oleh negara asing tetapi juga kemerdekaan anak untuk memumbuhkan bakat dan minatnya.
Mendidik tidak dengan menjejali namun memberikan inspirasi sebagi jalan untuk menciptakan ide dan mengembangkan kreatifitas anak didik. Dengan mempelajari kebudayaan sendiri yang sesungguhnya memuat nilai-nilai luhur untuk membentuk watak nasionalisme. Tidak menutup diri namun tetap memiliki jati diri, memiliki jiwa sosialis dan menjadi pelopor untuk membangun negeri.
Pikiran adalah pelopor dan KHD telah menjadi pelopor pendidikan, semoga keteladanannya tidak tergerus oleh derasnya arus globalisasi. Selamat hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2018.
Tinggal di Temanggung, Jawa Tengah. Kepala Sekolah Paud Saddhapala Jaya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara