Foto: Chenyany Sutanto
Pendirian Pusat Sramanera Fo Guang Shan di New Delhi, India, merupakan langkah historis dan spiritual yang sangat penting dalam perjalanan Fo Guang Shan. Di balik berdirinya pusat pendidikan monastik ini terdapat visi mendalam dari Master Hsing Yun yang kini dilanjutkan oleh para penerusnya, terutama Guru Besar Bhiksu Ting. Sejak awal, Master Hsing Yun melihat perlunya Fo Guang Shan kembali memberikan perhatian kepada tanah India—tempat kelahiran Buddha dan sumber utama dari segala ajaran yang kemudian menyebar ke seluruh Asia, termasuk tradisi Buddhisme Tiongkok dan Taiwan yang menjadi dasar lahirnya Fo Guang Shan.
Pusat pendidikan yang bernama Fo Guang Shan Educational and Cultural Centre’s Samanera School ini terletak di kawasan Dera Mandi, Chattarpur, New Delhi. Kawasan ini berada di pinggiran kota dan dikenal sebagai lingkungan yang tenang, luas, serta cocok untuk institusi pendidikan spiritual. Lokasi yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan memungkinkan para sramanera fokus pada pembelajaran, latihan disiplin, serta pengembangan mental sesuai tradisi pendidikan Buddhis.
Master Hsing Yun sering menegaskan bahwa Fo Guang Shan memiliki “utang Dharma” (法恩 fa en) kepada India. Ajaran Buddha yang kini berkembang dalam tradisi Mahayana, Chan, dan Humanistik Buddhisme di Taiwan dan Tiongkok semuanya berakar dari ajaran yang lahir di India. Karena itu, mendirikan pusat pendidikan di New Delhi merupakan bentuk balas budi spiritual, yakni mengembalikan Dharma yang telah berkembang dan terorganisasi dengan baik kepada tanah kelahirannya.
Buddhisme di India pernah mengalami masa kemunduran panjang setelah abad ke-12 akibat berbagai penyebab historis, politik, dan sosial. Namun dalam beberapa dekade terakhir, kebangkitan kembali ajaran Buddha mulai tampak. Situasi inilah yang membuat Master Hsing Yun memandang perlunya kehadiran institusi pendidikan Buddhis yang kuat, stabil, dan terarah di India. Melalui pusat sramanera ini, Fo Guang Shan berharap dapat mendidik generasi baru biksu dan biksuni India yang memiliki kompetensi, pemahaman mendalam, sekaligus kemampuan untuk menyebarkan Dharma secara modern dan relevan bagi masyarakat masa kini.

Filosofi Buddhisme Humanistik yang dirintis oleh Master Hsing Yun menjadi dasar kuat dalam pendirian pusat ini. Pendidikan dipandang sebagai jalan paling efektif untuk menyebarkan Dharma secara damai dan berkelanjutan. Para sramanera tidak hanya dilatih dalam disiplin monastik, tetapi juga dibimbing untuk menjadi pribadi yang mampu memberikan pelayanan nyata kepada masyarakat. Dengan demikian, ajaran Buddha tidak berhenti pada kontemplasi pribadi, tetapi dihidupkan dalam aktivitas sehari-hari, sejalan dengan semangat membawa Dharma ke tengah kehidupan manusia.
Pusat Sramanera Fo Guang Shan di New Delhi juga menjadi sarana penting untuk membangun jembatan budaya antara India dan komunitas Buddhis internasional. Penggunaan bahasa Mandarin dalam kurikulum memungkinkan para sramanera India untuk terhubung dengan jaringan global Fo Guang Shan, mengikuti pendidikan lanjutan di Taiwan, serta berpartisipasi dalam kegiatan internasional. Ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat hubungan antartradisi dan memperkaya pemahaman lintas budaya dalam dunia Buddhisme modern.
Secara keseluruhan, pendirian pusat ini merupakan manifestasi nyata dari balas budi spiritual kepada tanah kelahiran Buddha, strategi untuk mendukung kebangkitan kembali Buddhisme di India, serta implementasi dari visi Humanistik Buddhisme yang menjadi inti dari ajaran Master Hsing Yun. Melalui lembaga ini, Fo Guang Shan berharap dapat menghadirkan Dharma yang lebih hidup, inklusif, dan relevan, sekaligus meneguhkan kembali kehadirannya di negeri tempat ajaran Buddha pertama kali tumbuh.






































































































































