Adalah hal yang biasa dan wajar dalam kehidupan sehari-hari kita kadang kala merasa sedih, bosan, murung atau frustrasi, yang semua itu dalam bahasa gaul kekinian dengan cerdasnya dituangkan dalam satu kata: “Galau”
Tak peduli kita mempunyai peranan sebagai apa pun, apakah seorang bos, seorang karyawan, seorang anak, suami, istri, kakak, paman dan seterusnya, tak ada yang tak tersentuh oleh galau.
Galau dapat timbul dari pelbagai persoalan, entah urusan keluarga, pekerjaan, sekolah, atau cinta, atau malah sering juga galau timbul tanpa sebab apa pun sehingga kita bisa tiba-tiba merasa murung tanpa tahu apa sebabnya.
Sebagai salah satu anggota dari dunia ini yang masih hidup dan melekat padanya, saya pun tak kebal akan serangan galau. Kalau galau sudah menyerang, saya menjadi sungguh-sungguh murung, tak bergairah pada segala sesuatu bahkan pada buku-buku atau komputer yang sehari-hari menjadi teman terakrab saya.
Saya menyadari sungguh berbahaya untuk terus menerus terperangkap dalam galau, sebab pada tingkatan yang lebih lanjut ia bisa menjadi gangguan bagi jiwa dan spirit kita. Karenanya, jika galau sudah menyerang, saya berusaha memenuhi pikiran saya dengan suka ria.
Suka ria itu sebenarnya tersedia melimpah ruah di alam semesta ini, ia bisa kita temukan hampir di setiap waktu. Untuk menemukan suka ria itu−dalam rangka mengusir galau−yang kita perlukan hanyalah sebuah kepala yang dihuni oleh pikiran- pikiran yang terbuka, optimis dan positif
Suka ria itu dapat ditemukan ketika mata secara tidak sengaja melihat ke pepohonan yang sedang berbunga warna warni, sementara telinga mendengar kicauan burung yang sedang bermain di pepohonan itu. Atau ketika kepala menengok langit yang biru tak berawan pada suatu sore, dan ada beberapa buah layang-layang yang menari di sana. Sangat indah dan mendebarkan hati.
Suka ria dapat dirasakan ketika bangun pagi-pagi angin bertiup lembut mengisi setiap pori-pori kulit dengan oksigen yang segar, sementara matahari melukis langit dengan cahayanya yang kemilau.
Suka ria dapat ditemukan di setiap waktu oleh setiap kepala yang mau membuka mata hatinya untuk satu kebenaran: Galau berawal dari pikiran, sebab itu ia hanya dapat dikalahkan dengan pikiran. Saya mengusir galau dengan membuka pikiran saya untuk menemukan suka ria di setiap waktu.
Chuang 230903
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara