Yessica Asmin, seorang mahasiswi Indonesia di University of New South Wales di Sydney, Australia meninggal dunia setelah terseret arus sungai di Selandia Baru. Yessica berada di Selandia Baru sedang mengisi liburan dengan melakukan trekking (lintas alam) di kawasan Milford Track, Hutan Nasional Fiordland, Selandia Baru bersama kekasihnya.
Yessica Asmin bersama kekasihnya, Sean McNabb, melakukan trekking pada hari Senin (19/5/2014) di kawasan yang memang sering menjadi tujuan trekking, Milford Track. McNabb mengaku saat itu mereka sedang mencoba menyeberangi anak sungai yang cukup deras. Namun Yessica terpeleset dan terbawa arus sungai.
Yessica sempat dinyatakan hilang, dan jenazahnya baru ditemukan hari Rabu (21/5/2014) dengan bantuan helikopter. Jenazah Yessica ditemukan sekitar dua kilometer dari lokasi ia terjatuh.
“Saya kehilangan separuh hidup saya. Sangat kehilangan dan saya kangen sekali,” tulis McNabb di akun Facebook-nya.
Jenazah Yessica akan diterbangkan ke tanah air, hari Minggu (25/5/2014). Demikian keterangan terbaru yang disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Jose Tavares kepada ABC, Jumat (23/5/2014) sore.
“Sekarang keluarganya, ayah dan ibunya sudah sampai di lokasi kejadian. KBRI juga sudah mengirim staf untuk membantu mereka,” kata Dubes Tavares.
Menurut rencana, jenazah Yessica akan dibawa ke kota terdekat Christchurch, dan kemudian diterbangkan ke Auckland dimana baru terdapat penerbangan internasional yang memungkinkan Yessica dibawa ke Indonesia.
Menurut Dubes Tavares, jenazah Yessica sudah diotopsi dan sebab meninggalnya adalah karena terseret arus. Dari laporan yang diterima oleh KBRI, kejadian terseretnya Yessica terjadi pukul 03.30 hari Senin (19/5/2014) pagi dinihari.
Yessica yang kini berusia 22 tahun adalah putri sulung dari Suwardi Asmin dan Natasha Tjie. Rencananya jenazah Yessica akan disemayamkan di Rumah Duka Heaven Lt. 8 ruang Aries dan Pisces, Jakarta Utara mulai Minggu malam, dan akan dikremasi pada hari Rabu (28/5/2014) di tempat yang sama.
Keluarga Yessica sudah mengeluarkan pernyataan kedukaan mereka yang mendalam atas apa yang dialami oleh Yessica. “Yessica baru hendak memulai kehidupannya, dan bulan depan akan diwisuda setelah mendapat gelar Master,” demikian pernyataan keluarga yang disampaikan lewat polisi.
Mungkin banyak yang belum tahu, ternyata Yessica adalah seorang Buddhis yang taat dan aktif di Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Sunter, Jakarta sebelum kuliah di Australia. “Dulu sebelum berangkat ke Australia, dia cukup aktif di kebaktian remaja Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya dan juga pernah aktif di teater,” ujar Widarsana, salah satu pengurus Vihara Dhammacakka.
Kejadian yang menimpa Yessica mengagetkan keluarga besar Vihara Dhammacakka. Ucapan dukacita dan doa pun terlontar dari banyak pihak. “Semoga Yessica terlahir di alam bahagia dan bertemu Dhamma. Semoga Yessica terus menyempurnakan kebajikan, sampai tercapainya Kebahagiaan Sejati,” doa Silakumaro Tonny Coason, mantan ketua Dayaka Sabha Vihara Dhammacakka melalui akun Facebook-nya.
Untuk memberikan penghormatan kepada almarhumah, akan diadakan pembacaan paritta Avamanggala yang dikoordinir oleh Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya dan Pemuda Theravada Indonesia (Patria). Pembacaan paritta akan diadakan pada hari Senin dan Selasa, serta hari Rabu pada saat kremasi. (detik)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara