Sutar Soemitro | Thursday, 8 October 2015 16.59 PM Person
Sebuah berita duka datang dari Laos. Sangharaja Laos Phra Maha Phong Samaleuk wafat pada hari Rabu (7/10) pukul 17.15 waktu Laos pada usia 100 tahun 6 bulan. Sangharaja wafat setelah sakit selama dua minggu.
Sangharaja Samaleuk belum lama ini hadir di Indonesia untuk menghadiri perayaan ulang tahunnya yang ke-100 pada 6 Juni 2015 lalu sekaligus penggalangan dana pembangunan Sekolah Sangha di Champasak, Laos.
Sebelum wafat, Sangharaja sempat mengucapkan terima kasih banyak khususnya kepada umat Buddha Indonesia atas penghormatan yang telah diberikan pada acara ulang tahun ke-100 juga dan juga atas penyerahan dana untuk pembangunan sekolah tersebut.
Sangharaja Samaleuk selama 80 tahun dalam hidupnya menjalani kehidupan mengabdi pada Buddha Dhamma sebagai seorang samana. Ia merupakan pemimpin Sangha tertinggi di negara Laos dan juga pemimpin spiritual tertua di dunia saat ini.
Walaupun menjadi Sangharaja Laos, Sangharaja Samaleuk sebenarnya adalah kelahiran Thailand. Ia lahir tanggal 10 April 1916 di Desa Kungnoi, sebuah desa di Provinsi Ubon Rajathani, Thailand. Ia adalah putra keenam dari sembilan bersaudara. Baru pada usia 14 tahun, ia pindah ke Distrik Phonthong, Provinsi Champasak, Laos.
Ketika berumur 15 tahun, ia kembali ke kampung halamannya untuk menjadi samanera selama 1 tahun 3 bulan, namun kemudian lepas jubah karena kondisi kesehatannya kurang baik. Kemudian ia kembali ke Laos.
Pada usia ke-20, ia kembali lagi ke kampung halamannya dan kali ini ditahbis menjadi seorang bhikkhu di Wat Phosy pada tanggal 1 Oktober 1936 di bawah bimbingan Upajaya Bhikkhu Rith, Bhikkhu Xou, Bhikkhu Suan, dan Kamavacariya Bhikkhu Phoun, serta 41 bhikkhu lain yang ikut berpartisipasi. Setelah enam bulan menetap di vihara di kampung halamannya, ia pindah ke Wat Xanasongkarn, Bangkok selama hampir 16 tahun.
Sangharaja Samaleuk memiliki lima gelar Doktorat Honorer dari 5 universitas di negara yang berbeda dan satu gelar kehormatan untuk pemimpin spiritual dari Presiden Srilanka.
Phra Samaleuk pindah ke Laos pada tahun 1952 dan mengajar di Sekolah Menengah Atas Pakse Sangha selama tiga tahun. Setelah itu ia berpindah-pindah tempat tugas.
Pada tahun 1976-1996, Phra Samaleuk diundang ke ibukota Vientinne untuk ditunjuk sebagai Dewan Komite Organisasi Buddhis Laos, dan terpilih menjadi Wakil Presiden yang bertanggung jawab atas masalah politik dan kepala riset filosofi Buddhis, kepala komite eksekutif proyek restorasi That Luang Stupa, dan direktur sekolah pelatihan guru (sekarang bernama Universitas Sangha Laos).
Berkat dedikasi dan jiwa kepemimpinannya, akhirnya pada tanggal 17 Januari 2011, Phra Samaleuk terpilih menjadi Presiden Organisasi Perhimpunan Umat Buddha Laos atau Sangharaja Laos hingga wafat.
Setelah melalui proses selama 9 tahun, BuddhaZine kini telah berpayung hukum dengan naungan Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara. Kami berkantor di Dusun Krecek, Temanggung. Dengan yayasan ini kami berharap bisa mengembangkan Buddhadharma bersama Anda dan segenap masyarakat dusun.
Kami meyakini bahwa salah satu pondasi Buddhadharma terletak di masyarakat yang menjadikan nilai-nilai ajaran Buddha dan kearifan budaya sebagai elemen kehidupan.
Anda dapat bergabung bersama kami dengan berdana di:
Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara
Bank Mandiri
185-00-0160-236-3
KCP Temanggung