Sutar Soemitro | Saturday, 22 November 2014 17.17 PM Person
Pasti Anda pernah mendengar pameo memiliki banyak uang tak menjamin kebahagiaan. Nah, seorang jutawan asal Tiongkok bisa jadi merupakan bukti hidup pameo itu.
Liu Jingchong (38) merupakan pengusaha sukses dan dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Tiongkok, sebelum dia membuang semua kekayaannya dan memilih tinggal di sebuah gubuk sederhana di dekat sebuah gunung.
Mantan taipan manufaktur dan tekstil ini mungkin tak akan meninggalkan kota Guangdong yang ramai dan sibuk jika tidak mengalami kecelakaan lalu lintas.
“Benar saya mendapatkan banyak uang dan saya tak bisa mengatakan membenci kehidupan saya,” kata Jingchong seperti dikutip Central European News.
“Saya bahkan sangat mencintai kehidupan saya. Namun, semua berubah ketika saya dan teman saya mengalami kecelakaan mobil di kawasan terpencil di Provinsi Qinghai,” kenang Jingchong.
“Kami membutuhkan mobil baru dan tak semua dari kami mampu langsung melanjutkan perjalanan. Saat itu, kondisi saya cukup baik. Saya tinggal di hotel dan yang bisa saya lakukan hanyalah membaca buku tentang Buddhisme,” tambah Jingchung.
Pria itu kemudian mengatakan peristiwa kecelakaan dan buku soal Buddhisme akhirnya mengubah semua jalan hidupnya.
Setelah kembali ke kota Guangdong, ternyata Jingchong justru makin mendalami filsafat Buddha, yang mengatakan bahwa materi hanya membuat manusia menderita. Ajaran itulah yang membuat Jingchong memutuskan untuk mengubah hidupnya.
“Saya menjual semua harta benda saya, termasuk tujuh mobil, rumah mewah, dan rumah liburan saya. Lalu, saya membeli sebuah gubuk kecil, yang lebih dari cukup bagi saya yang hanya butuh tempat untuk membaca buku,” lanjut Jingchong.
Meskipun Jingchong kini tinggal di kawasan terpencil di Provinsi Shaanxi, dia menolak jika disebut hanya ingin hidup sendiri.
“Sebenarnya, saya sangat senang jika ada seseorang yang mengunjungi saya. Saya senang bertemu orang baru saat saya mencari sesuatu yang baru dan mendapat kesempatan berbagi pengalaman,” katanya. (kompas)
Setelah melalui proses selama 9 tahun, BuddhaZine kini telah berpayung hukum dengan naungan Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara. Kami berkantor di Dusun Krecek, Temanggung. Dengan yayasan ini kami berharap bisa mengembangkan Buddhadharma bersama Anda dan segenap masyarakat dusun.
Kami meyakini bahwa salah satu pondasi Buddhadharma terletak di masyarakat yang menjadikan nilai-nilai ajaran Buddha dan kearifan budaya sebagai elemen kehidupan.
Anda dapat bergabung bersama kami dengan berdana di:
Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara
Bank Mandiri
185-00-0160-236-3
KCP Temanggung