• Tuesday, 15 May 2018
  • Andre Sam
  • 0

Tulisan dibuat karena pertanyaan yang terus mendesak, “Kapan Mas Ngasiran ulang tahun, Mas?” 

Sebelumnya, mohon izin mengucapkan duka cita mendalam atas terjadinya peristiwa kekerasan di Surabaya, baik pelaku maupun korban. Semoga semua makhluk berjalan di jalur pencerahan.

Di dalam BuddhaZine, ada satu makhluk yang bernama Ngasiran. Hanya Ngasiran. Tanpa nama yang lain. Setidaknya itulah yang tertera di KTP. Ia merupakan suami dari Kirmi, seorang ayah dari Atisha. Lahir di Jepara pada 15 Mei 1987, Jumat Pahing saat bulan puasa. Ia lulusan STAB Nalanda.

Sebenarnya namanya masih bisa ditambahkan Ramadhan Ngasiran Pahing. Ramadhan karena lahir pada bulan puasa, Ngasiran namanya, Pahing weton Jawanya.

Ye, tapi saya kan bukan orangtuanya yang memiliki hak preogratip memberi nama. Menurut saya nama itu sangat Zen sekali, to the poin, langsung merujuk ke masalah. Jadi nama Ngasiran itu masalah? Ya sabar, tunggu sebentar to

Begini lho maksud saya, ia telah menjadi jurnalis di BuddhaZine kurang lebih tujuh tahun! Sudah melewati berapa purnama yah itu? Konsistensi yang cukup lumayan di dunia persilatan sodara-sodara. Jika seorang Sutar Soemitro yang mendirikan media ini, maka Sutar ibarat tukang bangunannya, Ngasiran ini bisa dibilang, penghuninya. Lha iya, wong tulisannya Ngasiran dengan tulisannya Sutar Soemitro lebih banyak tulisannya Ngasiran.

Sutar Soemitro merupakan pendiri rumah yang bernama BuddhaZine, Ngasiran ini ibarat kata, jin. Jinnya BuddhaZine. Enak aja Ngasiran dibilang jin? Sabar to, sabar, mentang-mentang tahun politik, kepala harus tetap dingin lur. Jin di sini dalam artian positif. Banyak tulisan-tulisan dari daerah bisa Sampeyan baca di BuddhaZine.

Tulisan dari Temanggung, Jepara, Singkawang, Banyuwangi, Jogja. Ia mirip elang bagi umat Buddha. Tulisannya banyak membantu kita melihat lebih jelas persoalan umat Buddha di lapangan. Ya! Elang!

Sisi lain

Setelah saya usut, apakah ia elang ataukah sejenis makhluk lainnya? Sekali lagi ini menurut para mantan pacarnya, Ngasiran bukan elang, ia buaya darat Mas… Betul itu, sungguh.

Pernah, kurang lebih dalam kurun setahun, ia tak memiliki pendapatan sepeser pun dari BuddhaZine. Lho kok masih bisa hidup? Kan amazing itu kak! Ya boleh dibilang begitu. Siapanya yang amazing? Ngasiran? Hmmm…
Kelihatannya begitu. Tapi senyatanya ya tidak.

Lhoh? Wooo. Lelaki sehebat apa pun. Ada peran istri di belakangnya! Ini istrinya yang hebat. Bisa mau sama orang bengal. Jadi selama setaun tanpa pendapatan itu, Mbak Kirmi bertahan untuk mencukupi makan dengan mencari kayu bakar, saat suaminya mengatasnamakan liputan, saat ia hamil besar, ia tetap rela ngarit, atau cari rumput.

Ini saya ndak ngarang ini. Saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Lha terus kok Ngasiran itu kok sukanya ngaku sebagai tukang ngarit itu gimana Kang? Lha ya ndak papa to, namanya saja juga ngaku. Ngaku itu boleh iya, boleh tidak. Sejenis fiksi gitulah.

Kembali ke jin, eh sorry, kembali ke Ngasiran. Ia memiliki keluarga yang indah, keluarga yang mendukung dan selalu mendukungnya dalam pengembangan Dharma. Itulah rahasianya mengapa seorang Ngasiran bisa konsisten menulis.

Sisi lain lagi

“Mas, ha mbok dibilangin ke Ngasiran. Suruh rajin mandi.”

“Hah?! Whaaattt? Apa-apaan ini?! Suruh mandi?”

“Iya Mas, suruh rajin mandi.”

Tunggu, biar saya terawang dulu… Sesaat setelah saya terawang, dulunya Ngasiran itu jebul seorang bule Eropa. Bule miskin tapi, karena cuaca musim dingin yang panjang, ia jadi jarang mandi. Kebiasaan itu ia bawa di kelahiran saat ini. Jadi ya dimaklumi saja kalau doi jarang mandi, itu kerana syibuk dan itu tadi, past life sebagai bule.

Baiklah, sekarang saatnya mengucapkan selamat ulang tahun sahabat kami, Ngasiran! Semoga semangkin rajin mandi #2019RajinMandi. Semoga Sampeyan dompetnya isinya berganti, dari catatan-catatan utang, berganti menjadi duit, semoga dan semoga badannya sehat agar tetap semangat dalam mengabarkan Dharma. Peluk cium.

Andre Sam

Penggemar dangdut, seorang Vianisty tapi bukan pembenci Nella Lovers.

Mengurusi band yang sama sekali tidak ndangdut. Motto hidup, “Opo kowe kuat dadi aku?”

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *