• Saturday, 18 January 2014
  • Syung Syung
  • 0

Mingyur Rinpoche yang sudah 2,5 tahun menjalani retret meditasi ketat di pegunungan Himalaya menulis sepucuk surat yang dititipkan kepada Tashi Lama, teman dekat Mingyur Rinpoche sekaligus asistennya. Mingyur Rinpoche menjalani retret tersebut sejak pertengahan tahun 2011, dan kemungkinan pertengahan tahun ini ia mengakhiri retretnya tersebut.

Ketika mereka bertemu tahun lalu, Mingyur Rinpoche baru saja meninggalkan retret yang ketat di Yolmo, kawasan suci untuk retret yang terletak jauh di pegunungan Himalaya, dan sedang dalam perjalanan ke Dolpo, daerah suci lain di dekat perbatasan Nepal dan Tibet. Mingyur Rinpoche sedang berhenti menyiapkan perbekalan ketika Lama Tashi melihatnya.

Pada saat itu, Rinpoche tinggal di sebuah hotel singgah dan hanya memiliki sangat sedikit makanan dan pakaian. Kantong tidur dan jaket yang Anda lihat dalam gambar ini diberikan oleh Lama Tashi kepada Rinpoche.

Pada saat ini, tidak diketahui dimana Rinpoche berada atau kapan ia akan keluar dari retretnya. Tapi dilihat dari suratnya, ia sehat dan benar-benar menikmati kehidupan seorang yogi pengembara!

Berikut isi surat Mingyur Rinpoche yang ditulis tanggal 2 Januari 2014:

“Untuk ibuku tersayang, kerabat, komunitas monastik, siswa, dan semua orang dengan siapa pun saya terhubung,

“Dengan berkat dari para guru, saya dalam kesehatan yang baik dan tidak mengalami hambatan. Saat ini, saya mengembara tanpa lokasi tetap dari satu tempat ke tempat lain. Sekarang saya bersama dengan Lama Tashi, yang saya temui tanpa diduga. Lama Tashi sungguh-sungguh meminta untuk menemani saya, dan saya menerima permintaannya. Ia memberi saya sejumlah makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya. Ia juga menyampaikan kepada saya kabar baik dan buruk, yang membuatku merasa campur aduk antara gembira dan sedih.

“Baru-baru ini, Lama Tashi telah rajin berlatih praktik dasar (Ngondro) dan praktik utama Mahamudra dan Dzogchen. Saya sendiri mengembara tanpa lokasi tetap, tinggal di tempat pertapaan di gunung yang terisolasi dan tempat-tempat lain seperti itu. Saya telah mengalami perasaan bahagia dan menderita, naik dan turun seperti gelombang di permukaan laut. Kadang-kadang, makanan dan pakaian sulit diperoleh, dan saya merasa kedinginan, lapar, dan haus. Bahkan ketika saya telah memohon untuk sedekah, saya tidak menerima apa pun, tetapi justru mendapat hinaan dan kata-kata kasar. Di waktu lain, saya menerima makanan dan pakaian dengan mudah, bahkan tanpa meminta, dan dalam pikiran saya rasanya seolah-olah aku sedang menikmati kesenangan dari para dewa.

20140118 Surat dan Foto Mingyur Rinpoche dari Tempat Retret_2

“Ketika saya mengalami kebahagiaan dan penderitaan, hal yang paling penting adalah bahwa rasa yang mendalam dan tulus telah muncul jauh di dalam diri saya, sehingga apa pun yang terjadi, saya tahu bahwa sifat sebenarnya dari pengalaman ini, yang sangat esensial, adalah kesadaran tanpa henti dan welas asih yang besar.

“Kesadaran murni ini telah kita miliki sejak awal. Ini adalah esensi dan sifat sejati dari pikiran kita. Siang dan malam, selalu hadir. Oleh karena itu, kita harus menjaga aliran kesadaran murni sebaik mungkin. Tanpa bermeditasi, kita akan tersesat dalam gangguan. Cinta kasih dan kasih sayang juga merupakan kualitas bawaan yang ada pada kita. Semua pikiran, emosi destruktif, dan penderitaan yang kita hadapi, pada dasarnya benar-benar diserap oleh welas asih yang besar. Buktinya adalah kita semua secara alami berharap hidup bahagia dan bebas dari penderitaan.

“Pada dasarnya semua makhluk memiliki kebijaksanaan dan welas asih yang besar, namun tidak selalu terlihat jelas. Hal ini karena mereka tidak menyadari apa yang telah mereka miliki. Jadi, selain menyadari sifat sejati diri kita, tidak ada hal lain yang perlu untuk direnungkan. Menyadari akan pentingnya hal ini, saya telah melewati hari-hari dimana saya merasa gembira dan bersyukur, mengembara melewati pegunungan dan lembah, dan tinggal di sana-sini. Dari dalam hati saya, saya sangat mendorong Anda semua untuk berlatih dengan tekun dengan cara ini juga.

“Lama Tashi kini telah kembali ke kota dengan surat ini, bersama dengan beberapa foto retret saya yang ia minta. Saya harap Anda menikmatinya. Saya berdoa agar kita bertemu lagi dalam waktu tak lama, berkumpul bersama dengan suka cita dan kebahagiaan untuk menikmati kekayaan Dharma.” (tergar.org)

20140118 Surat dan Foto Mingyur Rinpoche dari Tempat Retret_3

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *