• Thursday, 8 June 2017
  • Shri Caraka Dharma
  • 0

Candi Biaro Bahal. Foto: Wikipedia.org

Sebelum menjadi seorang Mahaguru Buddhis abad ke-VII, ia merupakan seorang pangeran yang terlahir dalam keluarga kerajaan Sriwijaya, Vijayendra-raja. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan Acharya Mahasriratna di India yang menunjukkannya jalan pembebasan.

Setelah mendapatkan nasihat tersebut, ia memilih jalur menjadi anggota Sanggha dari tradisi Mahasangika yang kemudian dikenal dengan nama Suvarnadvipa Dharmakirti. Usai belajar dari berbagai guru di India, ia pun mencapai pengetahuan tanpa batas.

Ia kemudian terkenal sebagai seorang Mahaguru yang memiliki ajaran luas, realisasi dan siddhi. Pencapaian yang diraih olehnya terutama mengenai Bodhicitta.

Atisa

Ia belajar dibawah bimbingan Mahaguru Dharmakirti selama dua belas tahun. Selain itu seorang guru besar agama Buddha dari India datang ke Sriwijaya pada 1011 hingga 1023 M. Ia diberikan transmisi ajaran yang berasal dari silsilah Maitreya, yakni “Tujuh Poin Instruksi untuk Membangkitkan Bodhicitta”, dan juga diberikan transmisi ajaran yang berasal dari Manjushri, yaitu “Menukar Diri Sendiri dengan Makhluk Lain (Exchanging Self and Others)”.

Fakta banyak guru-guru besar agama Buddha dari India yang menimba ilmu ke Sriwijaya pada masa kehidupan Mahaguru Dharmakirti merupakan bukti bahwa agama Buddha di Nusantara pernah memiliki pencapaian besar dalam hal spiritual. Hal ini juga menegaskan bahwa agama Buddha pada masa itu mencapai masa keemasannya. (KS/dari berbagai sumber)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *