• Saturday, 13 March 2021
  • Ngasiran
  • 0

Sutar Soemitro meninggal di Rumah Sakit Karawaci, Tangerang, pada 3 Maret 2019. Jenazah mendiang dikebumikan di kampung halaman, Desa Purwodadi, Kec. Gombong, Kebumen keesokan harinya.

Sebagai pemuda desa, Sutar telah mencatatkan namanya dalam sejarah perkembangan media, khususnya media buddhis Indonesia. Dengan ketekunannya, Sutar mampu mewujudkan cita-cita membangun media informasi seputar Buddhadharma bernama BuddhaZine.

Seperti yang disampaikan Bhante Sri Pannyavaro melalui sebuah video dalam Mengenang Dua Tahun Sutar Soemitro: Kiprah dan Pemikirannya, Sabtu (6/3). BuddhaZine mendapat apresiasi besar, tidak hanya oleh umat Buddha tetapi juga masyarakat umum.

“Berita-berita yang disajikan, disajikan dengan akurat dan sangat hati-hati, dengan bahasa yang jelas, lugas, bening, dan juga hati-hati. Itu adalah warna utama BuddhaZine hingga kini meskipun Sutar sudah tiada. BuddhaZine adalah legasi Mas Sutar. Terima kasih Mas Sutar,” ucap Bhante.

Media harus independen!

Sutar mengawali karir profesional di bidang jurnalistik setelah lulus kuliah dari STAB Nalanda, tahun 2003. Selama enam tahun Sutar ditempa menjadi wartawan di majalah Dunia Tzu Chi. Ia kerap dikirim liputan ke pelbagai daerah, termasuk Aceh waktu diguncang gempa dan tsunami tahun 2004. Salah satu artikel liputan Sutar tentang tsunami Aceh bahkan masuk nominasi 10 liputan terbaik di Taiwan.

Meski begitu, Sutar adalah sosok pemuda yang idealis. Ia mempunyai pandangan bahwa media harus bekerja independen. Sebuah media bisa bersuara bebas jika tidak berada dalam lembaga tertentu.

“Tapi, yang menarik adalah dia (Sutar) tidak pernah merasa puas kalau media itu ada dalam sebuah lembaga yang lain. Tidak independen, katanya. Sulit sekali kita mau bicara tertentu tapi yang punya tidak mau. Jadi ada idealis dibalik keinginannya,” tutur Firman Lie, seorang dosen seni rupa di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), mengenang Sutar.

Media yang benar, menurut Sutar adalah media yang mampu menyampaikan gagasan, dan suara pembaca. Bukan yang menyuarakan pemiliknya. “Kalau media menyuarakan yang punya, itu pasti ada masalah. Tidak independen,” lanjut Firman Lie.

Orang lapangan

Sutar adalah sosok yang mempunyai totalitas tinggi dalam melakukan pekerjaan sebagai jurnalis. Banyak wartawan yang meliput berita hanya datang sebentar, pergi, kemudian berita terbit. Tidak untuk Sutar, ia rela menunggu dari sebelum acara dimulai, sampai acara rampung.

“Suatu ketika kami ada acara di Vihara Theravada Buddha Sasana, Kelapa Gading, Jakarta, itu ditungguin dari pagi sampai sore. Meskipun kondisi kesehatannya sudah tidak begitu fit saat itu. Ini adalah sosok yang langka, penuh totalitas,” kata Sutrisno, seorang akademisi di STAB Nalanda.

Selain mempunyai totalitas, Sutar juga gigih dalam mengejar berita, sabar, dan tidak banyak mengeluh. Dengan semua modal itu, Sutar mampu menembus banyak narasumber mulai dari akar rumput, sampai konglomerat.

“Dia adalah orang lapangan yang betul-betul saya angkat topi. Karena dia bisa masuk kesemua keadaan. Dia bukan orang yang cepat mengeluh, dan apa adanya. Dia bisa masuk dan mendapatkan sumber yang dia butuhkan. Jarang sekali ketemu anak muda yang tau persis apa yang dia mau,” kesan Firman Lie.

Senada dengan Firman Lie, Herman Kwok, pendiri Loka Data, juga menyampaikan hal yang sama. Menurut Herman selama berteman dengan Sutar selama 8 tahun, Sutar mempunyai emosi stabil. “Saya hampir tidak pernah mendengar Sutar mengeluh, emosinya jauh stabil nggak pernah lihat dia marah, mungkin kalau kesel pernah. Paling dia diam.”

“Dengan karakter seperti itu, Sutar berhasil menembus ke banyak narasumber. Jadi bisa dibilang kenalannya Sutar ini dari berbagai kalangan. Mulai dari akar rumput, menengah, atas, sampai konglomerat pernah ditemui Sutar. Karena dia nggak punya kepentingan, dia tidak punya agenda tersembunyi, apa adanya, semua kalangan kalau ketemu Sutar merasa nyaman,” tutur Herman Kwok memberi kesan.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *