Direktorat Jenderal Bimas Buddha Kemenag RI menggelar lelang jabatan untuk mengisi posisi Dirjen Bimas Buddha yang lowong sejak pertengahan tahun 2016. Proses seleksi yang dipimpin langsung oleh Plt. Dirjen Bimas Buddha Nur Syam saat ini telah meloloskan empat kandidat, yaitu Caliadi, Eddie Kusuma, Isyanto, dan Lauw Acep. Keempatnya telah lolos persyaratan administrasi yang diumumkan melalui surat keputusan no. 07/PANSEL-MADYA/IV/2017 tanggal 15 Mei 2017.
Keempatnya akan mengikuti proses seleksi selanjutnya hingga terpilihnya Dirjen Bimas Buddha yang baru, yang direncanakan akan ditentukan sebelum Lebaran.
Mari kita berkenalan dengan para kandidat pemimpin umat Buddha di Indonesia ini.
Caliadi
Laki-laki kelahiran Lombok Barat, 53 tahun lalu ini adalah satu-satunya kandidat yang berasal dari internal pegawai Ditjen Bimas Buddha. Pendidikan terakhirnya adalah S2 Ilmu Hukum Pemerintahan Universitas Udayana, Denpasar pada tahun 2004. Caliadi mengabdi di lingkungan Ditjen Bimas Buddha sejak tahun 1989, atau sudah 28 tahun.
Caliadi yang pernah menjadi Bimas Buddha Kanwil Departemen Agama Propinsi NTB ini kini merupakan Sekretaris Direktorat Jenderal Bimas Buddha sejak tahun 2014. Ia juga tercatat sebagai pegawai Ditjen Bimas Buddha dengan golongan tertinggi saat ini, yaitu golongan IV/C.
Eddie Kusuma
Eddie Kusuma saat ini lebih dikenal sebagai tokoh Tionghoa dan politikus. Eddie Kusuma memiliki pengalaman yang panjang dalam bidang organisasi. Sewaktu masih di Medan, ia banyak aktif dalam kegiatan kepemudaan Buddhis dan pernah menjadi kepala sekolah di sebuah sekolah yang cukup ternama di kota tersebut. Ia meraih gelar doktor ilmu hukum Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun 2010.
Laki-laki kelahiran Medan, 59 tahun lalu ini pernah mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI tahun 2014, namun gagal. Pada tahun 2015 ia juga mencalonkan diri sebagai Wakil Walikota Medan berpasangan dengan Ramadhan Pohan, namun kembali gagal. Sebelumnya, ia juga gagal ketika menjadi caleg DPD Jakarta tahun 2009, calon hakim agung tahun 2012, dan capim KPK tahun 2015-2019.
Isyanto
Usianya masih muda, baru 39 tahun. Kandidat paling muda di antara berempat. Ia banyak terlibat dalam organisasi mahasiswa yang terkenal kritis, Hikmahbudhi. Pada tahun 2009, ia bersama koleganya mendirikan lembaga kajian Institut Nagarjuna, di mana ia menjadi ketua umum hingga saat ini. Laki-laki kelahiran Pati, Jawa Tengah ini menamatkan pendidikan S2 Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia tahun 2008. Ia kini bekerja pada sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Ia juga pernah menjadi guru dan dosen, serta menjadi asisten tenaga ahli Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.
Isyanto ikut kontestasi karena merasa prihatin terhadap apa yang menimpa Ditjen Bimas Buddha belakangan ini. Ia ingin memberi karya konkret untuk kemajuan komunitas Buddhis melalui jalur birokrasi setelah selama ini lebih banyak berkontribusi dari luar sistem. Ia bertekad mewujudkan tata kelola Ditjen Bimas Buddha yang baik, transparan, dan akuntabel.
Lauw Acep
Sebagai orang yang lebih dari separuh hidupnya didedikasikan sebagai tenaga pendidik, Lauw Acep membawa misi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan Buddhis jika terpilih menjadi Dirjen Bimas Buddha. Lauw Acep menyelesaikan pendidikan sarjana di Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda, tempat di mana kini ia menjadi Ketua. Ia menyelesaikan pendidikan S2 Agama Buddha di STAB Maha Prajna, Jakarta. Ia pernah menjadi Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI) periode 2010-2015.
Laki-laki kelahiran Bogor, 50 tahun lalu ini sudah menjadi guru agama Buddha sejak tahun 1987 saat usianya masih 20 tahun. Hingga kini ia pernah menjadi pengajar agama Buddha dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Ia melihat jumlah guru beragama Buddha dan guru beragama Buddha yang memiliki kemampuan menjadi kepala sekolah, sangat terbatas. Ini yang menghambat kemajuan sekolah Buddhis.
[totalpoll id=”7534″ fragment=”results”]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara