Sebanyak 38 umat Buddha Malaysia mengadakan Dharmayatra (perjalanan Dharma) ke Indonesia. Perjalanan Dharma yang dilaksanakan pada dari 27-29 Maret lalu ini mengunjungi berbagai peninggalan sejarah Indonesia, khususnya agama Buddha di Nusantara, seperti Candi Sewu, Mendut, Borobudur, Vihara Buddhagaya Watugong Semarang, hingga Kelenteng Sam Po Kong.
Di sela perjalanan, rombongan yang dipandu oleh Handaka Vijjananda, pendiri Ehipassiko Foundation ini mengunjungi umat Buddha Temanggung. Mereka mengunjungi Vihara Dharma Surya, Dusun Janggleng, Desa Telogowungu, Kecamatan Kaloran, Temanggung dengan disambut berbagai tarian khas, seperti Topeng Ireng dan tari Merak.
Lebih dari 100 umat Buddha Kaloran dengan antusias menyambut kunjungan ini. Saryanto, salah satu panitia penyambutan menyatakan bahwa di Kecamatan Kaloran terdapat 69 vihara. “Karena mayoritas umat Buddha Kaloran adalah petani, jadi kalau siang itu ke ladang dan kegiatan puja bakti dilaksanakan pada malam hari. Oleh karena itu yang hadir pada hari ini tidak banyak. Jadi kami berharap lain kali kalau berkunjung ke Kaloran tidak hanya satu hari tapi satu bulan, dan saya siap mengantar bertemu dengan umat Buddha dari vihara ke vihara.”
Sementara itu Handaka Vijjananda menjelaskan bahwa yang datang di Kaloran kali ini bukan hanya umat biasa, tapi juga ada salah satu mantan menteri Malaysia. “Kami kedatangan tamu-tamu agung umat Buddha dari Malaysia dan satu orang dari Australia. Umat yang datang bukan hanya umat Buddha biasa saja, tapi juga ada mantan Menteri Pariwisata Malaysia, yaitu Datuk Viktor Wee. Mereka ingin melihat secara langsung kehidupan umat Buddha di Indonesia,” ujarnya.
Datuk Viktor Wee merasa gembira bisa datang ke Indonesia, terutama bisa bersentuhan langsung dengan umat Buddha Indonesia, “Kami bisa melihat Candi Borobudur dan bisa melihat secara langsung umat Buddha Indonesia.”
“Kami berpikir bahwa di Indonesia ini hanya ada orang Muslim, jadi kami hampir tidak pernah mendengar ada orang Buddhis. Sebenarnya tahun lalu saya sudah berencana pergi ke Indonesia untuk mengunjungi Borobudur, tapi tidak tahu harus kontek siapa. Jadi pas di sebuah konferensi ketemu dengan Pak Handaka sebagai pembicara di Malaka. Dari situlah saya minta Pak Handaka mengatur agar saya bisa pergi ke Borobudur dan tempat-tempat Buddhis termasuk Kaloran ini,” ujarnya.
Datuk berpesan kepada umat Buddha Temanggung untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, “Yang paling penting adalah pendidikan, sekolah untuk anak-anak muda, karena dengan pendidikan itulah nanti yang bisa mewariskan ajaran Buddha ke generasi berikutnya. Kalau pendidikan dan pemahaman terhadap Buddhisme kurang, anak-anak muda kita akan mudah sekali untuk pindah, karena menikah, karena masalah keuangan, dan lain-lain. Jadi pemahaman ajaran Buddha sangat penting untuk kelanjutan generasi Buddhis.”
Datuk berharap, umat Buddha Kaloran bisa melanjutkan cara hidup Buddhis karena itu penting untuk kehidupan kita, “Ajaran utama Buddha adalah tentang kebahagiaan dan menciptakan perdamaian. Untuk itu, kita tidak boleh membuat masalah pada dunia, tetapi memberi kebahagiaan kepada dunia. Jadi penting sekali umat Buddha hidup damai berdampingan dengan agama-agama lain, karena itulah ajaran Buddha.”
Datuk Viktor menutup kesan pesannya dengan melontarkan pujian kepada umat Buddha kaloran yang telah menyiapkan tari-tarian yang sangat bagus. “Nanti kita juga akan makan bersama, semoga makanannya cukup,” pungkasnya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara