• Monday, 26 August 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Ngasiran

Dewi Lestasi, musisi sekaligus penulis fiksi terpopuler di Indonesia dengan karya-karya yang konsisten menjadi best-seller nasional mulai mendalami ajaran Buddha Dharma sejak tahun 2006. Perjumpaan penulis buku Filosofi Kopi, Rectoverso, dan Madre dengan Buddha Dharma dimulai dari membaca buku-buku Buddhis yang juga belakangan diketahui mempengaruhi karya perempuan yang akrab di sapa Dee Lestari.

“Di Indonesia kita punya lima pilihan agama, dan saya merasa yang paling connect adalah Buddhisme,” kata Dewi Lestari dalam acara talk show inspiratif dalam acara Yobana Dhamma Samaya di Restro Truntum, Borobudur, Magelang pada Selasa (13/8/2024).

Dalam talk show tersebut, Dee Lestari mengungkapkan awal ketertarikannya terhadap Buddhisme dimulai dari membaca buku-buku Buddhis. Ketertarikan akan ajaran Buddha membuat Dewi berminat untuk menjadi umat Buddha, namun proses untuk secara resmi menjadi Buddhis ternyata tidak semudah yang dia bayangkan.

Untuk mewujudkan keinginannya, Dee Lestari menemui seorang bhikkhu  di Vihara Lembang-Bandung dengan harapan langsung diterima dan tahbiskan menjadi umat Buddha. Tetapi, justru oleh bhikkhu yang saat itu ia temui disarankan untuk berpikir dan mempraktikkan ajaran Buddhisme terlebih dahulu. Dewi mengaku terkejut dengan sikap bhante tersebut, hingga dalam pembicaraan lebih lanjut bersama bhante ia mengenal konsep “Ehipashiko” yang berarti “datang dan buktikan” yang sangat berkesan baginya.

“Saya tidak menyangka, saya pikir bakal langsung ada formulir, atau langsung diadakan ritual penahbisan. Ini malah disuruh pikir-pikir dulu. Akhirnya bhante menerangkan, “Dharma ini, ini barang bagus, kalau anda ambil barang ini tetap bagus dan anda juga akan ikut bagus. Tapi bila anda tidak ambil, barang ini ya tetap bagus,” begitu kata bhante,”  ujar artis kelahiran Sumatra Utara tersebut.

Dari pertemuannya dengan bhante di Vihara Lembang, Dewi merasa ada kecocokan antara ajaran Buddha dengan panggilan hatinya. Dan sejak saat itu ia semakin tertarik dan lebih banyak membaca buku-buku Buddhisme.

“Dan akhirnya saya memantapkan hati, lalu saya mengikuti upacara upashika di Vihara Mendut bersama Bhante Pannavaro saat itu. Begitu ceritanya kenapa kemudian saya bisa hadir di sini juga, salah satunya ya dari momen 2006 itu,” katanya.

Nilai-nilai Buddhisme yang ia pelajari juga mempengaruhi karya-karya Dee Lestari, misalnya, karakter Bodhi dalam novel “Supernova”. Dia mengaku telah memasukkan nilai-nilai Buddhisme secara halus ke dalam karya-karyanya tanpa secara eksplisit menyebutkan ajaran Buddha.

Dee Lestari juga berbagi pengalamannya yang pernah ia dapatkan melalui praktek meditasi dimana ia marasakan menurunnya ego yang berdampak pada proses kreatif. Dia menekankan pentingnya memisahkan ego pribadi dari karya seni, sehingga karya tersebut dapat melayani cerita dan nilai-nilai yang ingin disampaikannya, bukan sekadar untuk mendapatkan pujian pribadi.

“Sebagai contoh dalam membuat kalimat. Ada satu kalimat yang akan membuat saya kelihatan atau terkesan pintar, mungkin  dengan menggunakan metafora yang sulit, kalimat yang sangat puitis, yang ketika orang baca bilang, “Wah gila ini, Dewi Lestari pintar banget, puitis banget.” Tapi kalimat itu tidak melayani cerita,” lanjutnya.

Namun demikian, perjalanannya menjadi Buddhis pun tidak lepas dari pertentangan dengan perbedaan nilai-nilai dalam masyarakat. Ia menceritakan kontroversi seputar penggunaan lambang “OM” pada edisi pertama buku “Akar,” yang menuai kritik dari suatu organisasi keagamaan. “Saya berada di persimpangan antara terus mengejar apa yang saya rasa benar atau mengganti cover,” katanya.

“Akhirnya saya memutuskan untuk mengganti cover dan fokus pada esensi daripada simbol,” tambahnya lagi.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *