Menjadikan spiritualitas sebagai basis manajemen perusahaan mengantarkan Chairman Garudafood Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto meraih gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) dari Universitas Kristen Satyawacana (UKSW), Salatiga, Sabtu (23/1).
Sejumlah menteri hadir dalam penganugerahan doktor kehormatan tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M. Nasir, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Desa Marwan Djafar, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Ketua OJK Muliaman Hadad, dan Ketua DKPP Jimly Assidhiqie.
Hadir pula sejumlah tokoh lain seperti Komaruddin Hidayat, Sukardi Rinakit, dan CEO Kompas Gramedia Liliek Oetama.
Rapat terbuka dipimpin Rektor UKSW Prof John Adrian Titaley. Sudhamek menyampaikan pidato berjudul “Menjadi Perusahaan Berbasis Spiritualitas”. Ia dikukuhkan sebagai doktor kehormatan di bidang manajemen. Sudhamek adalah lulusan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum UKSW.
Promotor Sudhamek, Profesor Christantius Dwiatmadja mengatakan, Sudhamek adalah wirausahawan lulusan UKSW yang sukses mengembangkan manajemen berbasis spiritualitas.
“Dia telah bertindak outside the box,” kata Christantius seperti dilansir Kompas.
Dalam pidato pengukuhannya, Sudhamek mengatakan perusahaan berbasis spiritualitas bukanlah berbasis agama, namun nilai luhur universal. Dia menyitir soal keserakahan yang membuat kehancuran sejumlah bisnis.
Sudhamek mengatakan Garudafood dibangun berdasarkan nilai spiritualitas, mendapatkan keuntungan dan menebar kebaikan secara bersamaan. Jadi, bukan hanya keuntungan yang harus dikejar tapi kebaikan kepada sesama kepada masyarakat.
Sudhamek pada 19 Januari lalu diangkat menjadi anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo. Komite tersebut dipimpin oleh ekonom yang juga politikus Sutrisno Bachir.
Dalam sebuah seminar di sela-sela Buddhist Festival tahun 2013 lalu di Surabaya, Sudhamek memaparkan secara rinci bagaimana Garudafood dan Tudung Group sebagai holding menerapkan spiritual company.
Konsep spiritual company dimulai oleh ayahnya ketika pada tahun 1968 memiliki pertanyaan filsafati, “Bisakah bisnis dan spiritualisme menjalin simbiosis mutualisme eksklusif?”
Tudung Group mengambil nilai-nilai Buddhis yang universal menjadi nilai-nilai perusahaan. Nilai-nilai tersebut diterapkan di semua level, dari level terendah hingga direksi, yang dirangkum menjadi “Saleh namun Kompeten” sebagai Tudung Way.
Salah satu implementasi Tudung Way adalah menghindari bidang bisnis yang dianjurkan oleh Buddha untuk dihindari, yaitu:
1. Bisnis senjata dan semua hal yang berhubungan dengan persenjataan
2. Bisnis yang melibatkan kehidupan makhluk hidup termasuk bisnis yang memiliki unsur hewan di dalamnya
3. Bisnis yang terlibat dalam hal-hal yang mengurangi kesadaran manusia
4. Bisnis racun yang membunuh hewan dan semua hal yang membunuh hewan
5. Bisnis yang berhubungan dengan perjudian dan bisnis hiburan yang membangkitkan nafsu-nafsu rendah.
Tudung Group juga menerapkan nilai-nilai mindfulness, salah satunya adalah kebiasaan hening sejenak tiap akan memulai rapat. (kompas.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara