Muda, cantik, memiliki suara emas, dan Buddhis pula! Reigitha Lawrence Anzela memiliki semua syarat untuk jadi idola baru di kalangan Buddhis. Apalagi suara emasnya mengantarnya menjadi satu dari sepuluh finalis Lomba Cipta dan Penyanyi Lagu Buddhis Nasional (LCPLBN) 2014 yang baru saja berlalu.
Siapkah Anzela jadi idola Buddhis? “Siap doong..” jawabnya kepada BuddhaZine melalui pesan BBM.
Ternyata, dia memang memiliki cita-cita ingin ikut menyebarkan Dharma sesuai dengan minat dan kemampuannya, “Aku pengin bisa menyebarkan Dharma lewat musik, karena aku merasa kemampuanku di situ. Aku pengin lagu Buddhis bisa lebih dikenal semua kalangan.”
“Dengan filosofiku tadi, secara ga langsung ya berarti aku harus siap untuk menjadi idola Buddhis. Hehe..” lanjut Anzela malu-malu.
Anzela memiliki bekal yang panjang dalam dunia panggung dan tarik suara. Sejak kecil ia sering diajak ibunya ikut berbagai kontes, dari modelling, nyanyi, hingga casting iklan. Malah dara 17 tahun asal Bandar Lampung ini pernah menyandang status penyanyi cilik. Ia pernah bikin album Taman Kanak Kanak bersama Febby Rastanti yang kini menjadi pentolan Blink, salah satu girlband kondang tanah air.
Setelah duduk di bangku SMA barulah dia lebih fokus ikut lomba nyanyi. Ia juga sering mengupload nyanyiannya di Youtube dan Soundcloud.
Anzela selama ini aktif di Vihara Dharma Citra, Bandar Lampung. Dari situ ia tahu tentang LCPLBN. “Pertamanya aku ga tertarik,” kenang Anzela.
Tapi orangtua dan teman-temannya mendorongnya untuk ikut. Dan di saat bersamaan dengan audisi, Anzela juga ikut lomba nyanyi di tempat lain, “Untungnya dua-duanya berhasil!”
Waktu audisi, Anzela merasakan pedasnya dikomentari juri. Salah satu juri, Chitta Swastiekka bilang, “Dari seluruh peserta, Reigitha Lawrence Anzela yang paling lama di-coach. Aku tau dia udah hampir nangis.”
Chittra melihat potensi besar dalam diri Anzela, namun masih banyak yang harus dipoles. Chittra bahkan sampai berkata galak, “Kalo nggak kamu latih, kamu ga akan lolos!”
“Aku rasa keluar dari ruangn audisi, dia nangis. Hahaha…” kenang Chittra. “Sampe dia ngadu ama papinya, ‘Ngeri ama Ci Chittra…’ Hahaha..”
“Waktu itu aku pikir, anak ini bagus. Dia punya modal semuanya buat terjun di dunia entertainment, sayang kalo ga dikasih tau kekurangannya. Selama ini orang selalu memuji tanpa ngasih tau apa kekurangan dia,” jelas Chittra.
Anzela mengaku sempat kecut digalaki seperti itu, “Aku sempet ga nyangka bisa masuk sampai semifinal, soalnya pas audisi aku banyak diocehin Ci Chittra. Udah pesimis duluan waktu itu. Memang salahku ga latian giat waktu itu.”
Tapi ternyata cara keras Chittra berbuah manis. Anzela berhasil lolos sampai grand final dan sekarang banyak ilmu olah vokal baru yang didapatnya.
“Yang paling aku inget sih dibilangin sama Ci Chittra, ‘Menyanyi itu bukan hanya didengarkan lewat kuping, tapi lewat hati. Kita harus bisa membuat orang merasakan isi dari lagu itu, bukan hanya mendengarkan merdu atau tidaknya lagu itu’,” ujar Anzela.
“Apalagi ini lagu Buddhis, harus bisa ngena langsung ke hati. Bernyanyilah dengan tulus. Kalau kata Ko Jan Hien, nyanyilah sampai bikin orang yang tadinya mau berbuat jahat, tapi karena dengar nyanyian kita, hatinya langsung luluh dan tergerak, ‘Iya juga ya. Aku salah’.”
Menurut Anzela, sama seperti para peserta LCPLBN yang lain, selama masa karantina, latihan pernafasan adalah sesi paling berat.
“Pas take vokal, aku ‘disekap’ di studio, disuruh latihan nafas 1 jam. Sama ditekenin untuk nyanyi lebih nyantai, soft aja. Karena warna suaraku katanya lebih enak didenger kalau nyanyinya soft,” Anzela menjelaskan.
Keseriusan panitia LCPLBN membuat semangatnya melonjak. “Motivasi aku ikut lomba mulai terpacu pada saat semifinal, baru ngeliat berapa seriusnya nih acara,” ujar Anzela. “Motivasi aku ikut acara ini ya cuma satu: untuk mengembangkan Dharma lebih luas lewat kemampuan yang aku punya, yaitu nyanyi.”
Ia melanjutkan, “Aku belum bisa bawain Dharmadesana, ya jadi lewat lagulah aku bisa menyampaikan Dharma. Dharma bisa disebarkan lewat berbagai macam media.”
Anzela tidak memungkiri selama ini tidak begitu banyak tahu lagu Buddhis, karena menurutnya lagu Buddhis selama ini kurang terdengar. Justru itulah yang menjadi salah satu motivasinya agar lagu Buddhis lebih dikenal luas.
Anzela merasa sangat bangga bisa menjadi salah satu penyanyi dalam album kompilasi finalis LCPLBN berjudul Universal Untuk Harmoni. Anzela menyanyikan lagu Indahnya Kasih ciptaan Lyn Cahya Niti, finalis pencipta lagu LCPLBN dari Medan. Ia sangat menyukainya karena album tersebut memiliki genre yang bervariasi sesuai selera musik zaman sekarang.
“Yang aku suka dari album kita ini, lagunya ga mengarah ke Buddhis aja. Lagunya universal. Kayak laguku, liriknya itu Dharma, tapi ga bawa-bawa Buddhisme. Jadi aku kepikiran, kalau mau jual CD-nya, ga mesti harus ke Buddhis aja. Semua orang bisa dengerin Dhamma, universal.”
Anzela sampai ikut jualan CD lagunya di kota asalnya. Ada kejadian unik ketika ia diajak mamanya ikut arisan sekalian promosi albumnya. CD terjual lumayan banyak. Ada seorang ibu yang beli CD lalu tanya itu lagu apa.
“Aku bilang itu lagu Buddhis. Terus katanya, ‘Wah ii Kristen, tapi ga papa kok, ii tetep beli. Lagunya enak-enak’,” tutur Anzela bangga.
“Nah dari situ aku jadi ngerasa lagu Buddhis itu bisa jadi kayak lagu agama lain, bisa dinikmati dan diterima semua orang yang non Buddhis juga. Lagu kita ga kalah bagusnya dengan yang lain.”
Ia berharap agar komunitas Buddhis lebih mau mendukung lagu Buddhis dengan membeli CD original. “Kita membeli lagu Buddhis itu bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan kebaikan Buddha Dhamma juga. Jadi, ya kita harus menumbuhkan kesadaran itu,” harap Anzela.
“Sebagai umat Buddha, lagu kita kan lagi dalam proses berkembang nih, nah kalo kitanya sendiri ga membantu untuk memajukan lagu Buddhis, gimana mau maju? Terus gimana mau orang lain kasih atensi ke musik Buddhis kalau orang Buddhisnya sendiri cuek?”
“Jadi mulailah dari diri kita masing-masing untuk membuat sesuatu yang besar! Dharma lewat lagu itu adalah Dharma yang paling gampang dikonsumsi bagi semua orang,” ajak Anzela mengakhiri wawancara.
Mau lihat video sekilas profil Anzela? Silahkan buka link Youtube berikut:
[youtube url=”https://www.youtube.com/watch?v=P7C_8MRthyQ” width=”560″ height=”315″]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara