Orang mengenalnya Sutar Soemitro, pria asal Gombong, Jawa Tengah. Ia lahir pada 8 Mei 1980. Shio monyet. Kiprahnya di dunia hitam sama sekali tak ada. Ia tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak suka berbohong, tidak suka mempermainkan perempuan. Singkat kata, ia alim.
Kini, tepat di hari ini (8/5). Ia 38 tahun. Tidak lagi muda, belum lagi tua. Jadi gimana yah? Usia tanggung. Pacar belum ada, niat ke arah jadi anggota Sangha belum terbesit. Hmmm.
Sebentar lagi lebaran, tau sendiri kan jika di kampung pertanyaannya apa? Kalau Sampeyan bujangan, pertanyaannya adalah…”Kapan nikah?” Ya! Kapan nikah Tar, Sutar? Saya juga sudah tau jutaan jurus berkelitnya, masih sibuklah, masih urus inilah, itulah, dan lain sebagainya.
Adalah fakta bahwa Sutar mendirikan web berita buddhis online ini tujuh tahun silam. Pun juga adalah fakta bahwa Sampeyan jomblo bro.
Untuk kiprah di BuddhaZine telah banyak yang kau toreh. Lantas, apakah hatimu banyak torehan luka karena cinta? Hingga detik ini kau memilih jomblo? Apakah ini karena lebih memilih konsentrasi di pelayanan yang bernama BuddhaZine? Hmmm…
Ia lulusan STAB Nalanda. Tahun berapa saya lupa, lagi pula apa pentingnya sebuah tahun kelulusan bagi seorang mahasiswa? Yang penting kan lulusnya to?
Pilihan menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) kerap menggodanya, namun manusia ini lebih memilih jalan samurai. Lho kok? Iya, menghidupi media BuddhaZine ini mirip menyerahkan leher ke pangkuan golok kehidupan. Mengapa bisa? Lha iya lah, duit gaji dari bulanan seberapa besar sih? Heittt… Malah curhat ini. Sorry kebablasan.
Maksud saya, bekerja normal atau berbisnis tentu lebih menjanjikan kesejahteraan. Bekerja di BuddhaZine itu madesu bro! Alias masa depan sungguh suram. Secara kesejahteraan. Honor menulis pun cukup buat ke warteg.
Lha kok Sutar masih mau-maunya ngurus BuddhaZine? Orang sudah sableng ya begini. Pertama kali mengenalnya, hatdeh-hatdeh, saya tidak kuat menceritakannya. Intinya, ia membesarkan media ini dengan segenap cucuran jiwa dan raganya, cieee…
Ehm!
Dalam berbagai kesempatan, saya sering berbeda pandangan. Lebih tepat disebut musuh bebuyutan. Kalah tua aja yang membuat saya mau mengalah. Sebagai junior di BuddhaZine, saya sangat tau persis apa yang menjadi pakem idealisnya media ini.
BuddhaZine tidak akan condong ke aliran sektarian tertentu. Ia tidak netral, tetapi berpihak. Berpihak pada masyarakat. Media ini sudah tumbuh ke arah yang lebih baik, penulis-penulis baru mulai tumbuh, kesejahteraan yang sudah lumayan sedikit membaik. Hanya belum punya kantor yang sah.
Lho? Lha iya, digarap dari kos bro en sis! Ih…! Memalukan sekali? Lha memang kenyataan begitu mau apah?
Perkembangan yang positif ini, tentu karena usaha yang tekun, karena dukungan pembaca, karena tekad seorang Sutar Soemitro dalam menjaga idealis media ini untuk tidak bersektarian. Die hard cuy! Sebagai sohib saya mengucapkan selamat ulang tahun kawan! Semoga dilimpahi kesehatan, panjang umur, dan tumbuh dalam Dharma.
Sebagai informasi tambahan, Sutar sedang menjalani terapi kesehatan di Jogja. Mohon doanya yah!
Penggemar dangdut, seorang Vianisty tapi bukan pembenci Nella Lovers.
Mengurusi band yang sama sekali tidak ndangdut. Motto hidup, “Opo kowe kuat dadi aku?”
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara