• Tuesday, 20 March 2018
  • Hendrick Tanu
  • 0

Leguin merupakan penulis yang pertama kali memunculkan kisah dengan latar belakang sebuah sekolah untuk para penyihir yang digadang-gadang menjadi inspirasi J.K. Rowling membuat Hogwarts di Harry Potter! Kisah Earthsea juga dilirik oleh animator kenamaan Ghibli, Hayao Miyazaki. Karya novelnya: Earthsea (1986).

22 Januari 2018, dunia kehilangan sosok penulis berbakat dunia, Ursula Leguin, yang dikenal sebagai “penulis novel sains-fantasi terbaik Amerika”.

Para penulis novel laris yang sudah diangkat filmnya semacam Eragon: The Inheritance Cycle (Christopher Paolini), Cloud Atlas (David Mitchell), Stardust (Neil Gaiman), dan seri Percy Jackson (Rick Riordan) semua berkata bahwa mereka berhutang banyak pada sesepuh mereka, Leguin.

Dan satu hal yang perlu Anda tahu, Leguin membuat ide-ide fantasinya itu dari Tao dan Buddhis Zen. Kehidupan dan pelatihan di tempat-tempat suci Tao dan Buddhis menjadi inspirasi pelatihan sekolah para penyihir di Earthsea.

[youtube url=”https://www.youtube.com/watch?v=8hxYx3Jq3kI” width=”560″ height=”315″]

 

Penerjemah Daodejing

“Di sepanjang hidupku, aku menemukan bahwa Daodejing sangat menyegarkan dan inspiratif!” ujar Leguin. Daodejing adalah karya 5.000 huruf yang ditulis Laozi dan diberikan pada Yinxi sebelum beliau pergi ke barat menuju Kashmir.

Pada 1997, Leguin menerjemahkan dan menerbitkan Lao Tzu: Tao Te Ching – A Book About The Way and The Power of The Way. Dengan gayanya yang feminin, makna Daodejing dijabarkan dengan keindahan prosa seorang sastrawan.

Baca juga: The Zen of Steve Jobs: Fokus!

“Laozi sangat relevan untuk saat ini,” ujar Leguin. “Tao memberiku arahan bagaimana memandang hidup dan menjalaninya.”

Daodejing tidak hanya diyakini oleh agama Tao. Biksu Zen Hanshan Deqing dari Dinasti Ming pernah menulis ulasannya dan berkata bahwa Laozi adalah seorang bodhisattva yang menjelma menjadi seorang pratyekabuddha.

Praktisi meditasi Zen

Dalam sebuah wawancara, Leguin berkata bahwa aspek meditasi Buddhis sangat membantunya sekaligus sebagai moral kompasnya.

Meski menulis sebuah novel dengan latar belakang Tibet, ia mengaku asing dengan Vajrayana dan tidak tertarik dengan agama Buddha yang doktrinal. Leguin berkata bahwa ia lebih memahami agama Buddha khususnya lewat Zen.

“Tao mirip Zen: menjelaskan secara intelektual itu adalah sesuatu yang tidak pada tempatnya. Laozi pernah berkata bahwa ketika kau mengikuti Tao, maka segala pekerjaan menjadi mudah. Kau melakukannya dengan alamiah dan tepat. Di situlah Zen!” tandas Leguin.

Kealamiahan dan keseimbangan adalah konsep agama Asia Timur yang banyak menarik minat orang Barat. Indoktrinisasi teori-teori agama terjadi dalam setiap agama termasuk juga dalam agama Buddha dan fanatisme muncul seiring dengannya.

Barangkali spontanitas Tao dan Zen dapat menggelitiknya dan membuyarkannya, sebagaimana Daodejing menggelitik kekakuan ortodoksi.

Hendrick Tanuwidjaja

Penulis dan executive editor majalah Buddhis Sinar Dharma, aktivis komunitas Chan Indonesia, dan co-founder dari Mindful Project

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *