• Thursday, 10 November 2016
  • Jennifer Lie
  • 0

Sangat jarang terdapat sebuah restoran vegetarian seluas 4 hektar dan berlokasi di pusat bisnis terkemuka di kota Shenzhen, Tiongkok. Belum lagi kisaran harganya yang hanya mematok 28 Yuan atau sekitar Rp 54.000. Tak tanggung-tanggung, menu yang tersedia sampai 150 jenis makanan yang terdiri dari makanan pembuka, pastry, sup, dan buah-buahan segar.

Perbandingan harga ini sangat kompetitif, bila dibandingkan dengan bersantap di restoran hot pot yang umumnya mematok harga sekitar 38 Yuan atau sekitar Rp 74.000. Banyak yang heran dengan motivasi pemilik restoran ini. Apalagi bisa dikatakan laba yang didapat dari bisnis ini sangatlah minim. Nyatanya, bagi pemilik restoran ini, keuntungan bukanlah hal utama yang ia kejar ketika membuka bisnis ini.

Lin Sui Lai merupakan seorang pebisnis besar di industri makanan yang memulai bisnisnya dari nol. Ia terlahir di Shantou dari sebuah keluarga yang miskin. Bermula dari menjual bubur ikan secara kecil-kecilan, kemudian ia menjadi pemasok ikan bagi restoran besar, hingga akhirnya ia memiliki bisnis sendiri. Semuanya berkat kerja keras tanpa henti dan insting bisnis yang kuat.

Kini, Lin Sui Lai menjadi bos untuk 6000 karyawan, dengan rata-rata penghasilan per tahunnya adalah 1 juta Yuan atau setara dengan Rp 1,9 miliar.

Ternyata, memiliki uang yang banyak serta properti di sana-sini seperti vila dan mobil mewah, yacht pribadi, bahkan menyewa sebuah pulau pribadi, Lin tidak merasa bahagia. Putranya terjerumus dalam judi, bahkan dalam semalam ia bisa menghabiskan jutaan yuan. Uang mengalir seperti air. Kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang.

Sui Lai mulai berpikir tentang kebahagiaan. Ketika orang lain beranggapan uang akan membawa kebahagiaan, mengapa ia merasa sebaliknya?

Suatu ketika, seorang sahabat mengajak Sui Lai untuk bergabung pada sebuah komunitas yang mengajak anggotanya untuk hidup back to basic. Komunikasi dan relasi antar sesama, diutamakan. Merokok dan minum minuman keras tidak diperbolehkan, tidak mengkonsumsi daging. Sui Lai pun sadar, betapa kehidupannya selama ini tidak memiliki arti. Uang tidak bisa mengisi kekosongan batinnya.

Usai menjalani pelatihan dengan komunitas ini, suatu ketika ia sedang berada di yacht bersama keluarga. Sebuah ikan besar tanpa sengaja terjerat kail pancing. Tak berdaya, ikan ini pasrah untuk dikonsumsi. Ketika Sui Lai memotong perut ikan, keluarlah puluhan ikan kecil. Terkejut, mereka mencoba mengembalikan ikan tersebut ke laut. Apa daya, ikan kecil ini tak bertahan dan mati. Sui Lai pun bagai tersambar petir.

Setiap hari, di restoran, hidangan lautnya entah berapa ratus ikan mati untuk dikonsumsi. Walaupun restorannya banyak dikunjungi tamu dan ia memiliki hidup berkelimpahan, dirinya merasa tidak bahagia. Keluarganya hancur. Relasinya dengan sesama tidak berjalan baik.

Sejak itu, setiap kali ia berada di restoran nya, ia merasa gelisah. Apalagi bila ia melihat juru masaknya sedang memotong ikan. Akhirnya di tahun 2014, Sui Lai berganti haluan membuka restoran vegetarian.

20161110-restoran-seafood-terbesar-di-shenzen-beralih-menjadi-restoran-vegetarian-2

Banyak orang menyayangkan, namun Sui Lai bersikeras. Dan setelah beberapa waktu berjalan, ia menyadari bahwa restoran vegetarian memiliki peluang bisnis yang bagus. Tiga tahun menggeluti bisnis vegetarian, ia sudah menutup tiga restoran seafood miliknya menjadi restoran vegetarian. Penghasilannya bertambah, begitu pula jumlah karyawannya.

Pada awalnya, ide Sui Lai ditentang oleh karyawan dan mitra bisnisnya. Namun, kini Sui Lai menjadi lebih bahagia. Ia tidak melulu mengejar omzet. Ia mengutamakan relasi pribadinya dengan para karyawan. Bahkan, setiap hari Sui Lai turun tangan langsung ke dapur untuk memasak makanan bagi karyawannya. (mp.weixin.qq.com)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *