Adi Putra merupakan salah satu pemuda Buddhis yang berprestasi. Namanya memang belum banyak dikenal di Indonesia, namun siapa sangka ia pernah berjalan di karpet merah Festival Film Internasional Cannes ke-65 pada tahun 2012 di Palais des Festival, Cannes, Perancis.
Di usia 22 tahun kala itu Adi Putra sebagai fotografer, videografer, sekaligus sutradara mampu memukau masyarakat dunia. Dengan hasil karyanya berupa dua film Indonesia, “Lewat Djam Malam” karya klasik dari Ismail Marzuki, dan “Adam” karya Adi diputar di Festival itu.
Pria lulusan University of Southern California jurusan Cinematic arts-Film Production ini terus mengeluarkan karya-karya yang selalu mendapat apresiasi serta ulasan-ulasan positif dari media-media. Tak jarang musisi dunia menggunakan jasanya untuk penggarapan video musik mereka. Mobby misalnya, musisi kenamaan asal AS ini pernah merekrut Adi untuk menggarap video musik lagu “A Case For Shame” yang diambil dari album Innocent. Selain itu proyeknya bersama vokalis band Maroon 5 Adam Levine untuk video komersil yang tayang di NYLON TV juga mendapat apresiasi yang sangat baik.
Karya Adi juga mendapatkan apresiasi luar biasa dari masyarakat Jepang. Adi didaulat untuk menjadi sutradara video klip untuk lagu berjudul “Perfect” dari sebuah band yang sedang naik daun di Jepang, Luby Sparks pada mini album (I’m) Lost in Sadness.
Hasil karya tersebut dipajang di beberapa videtron di Jepang. Salah satunya di persimpangan tersibuk di dunia, yaitu Shibuya Cross, Tokyo, Jepang. Karya anak bangsa tersebut, dipajang di beberapa big screen di jalanan sepanjang Shibuya.
Di satu sisi, capaiannya sebagai fotografer surrealisme juga tak kalah mentereng. Situs web dan majalah fotografi di Eropa, AS, hingga Asia ramai memberitakannya. 2018 lalu, menyabet langsung 4 penghargaan di Unknown Asia Art Exchange 2018 Osaka Jepang. Beberapa penghargaan yang diraih Adi Putra ini antara lain, Judges Prize, 2 Reviewer Prize dan Sponsor Prize. Untuk Sponsor Prize, Adi Putra harus menyisihkan 200 seniman berbakat lainnya dari 10 negara.
Adi kerap membawa alam dan manusia pada objek karyanya. Karena menurutnya ia tertarik dengan energi spiritual yang dimiliki alam dan manusia serta hubungan di antara mereka. Seperti ajaran-ajaran dharma dan filsafat Buddha yang tak jauh membahas soal hubungan alam dan manusia. Karya fotonya sempat menjadi foto utama dalam majalah fotografi Aperture untuk sampul edisi Desember 2017 lalu. Majalah Aperture merupakan majalah fotografi terkemuka di Malaysia.
Sebab prestasi yang mentereng itu membuat BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Republik Indonesia menetapkan Adi Putra sebagai salah satu orang dari 74 Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila Tahun 2019. Penetapan ikon Prestasi juga bertepatan untuk menyambut kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74 tahun, sebelumnya pernah diadakan di tahun 2017 dengan memilih 72 ikon.
Dengan terpilihnya Adi Putra tentunya menjadi inspirasi bagi anak-anak muda di Indonesia untuk terus berkarya. Meskipun nama Adi tak terkenal di tanah air dan lebih terkenal di luar negeri, tak mengubah kecintaannya pada Republik Indonesia. Ia tetap memilih tinggal di Indonesia dan tak mengubah status kewarganegaraannya.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara