Liu Zhiyu, seorang pemuda jenius lulusan Peking University (PKU), China yang pernah memenangkan olimpiade fisika, memilih menolak tawaran beasiswa penuh dari salah satu universitas teknologi paling ternama di dunia, Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika, dan memilih menjadi seorang bhiksu.
Ia menjadi salah satu dari 800 bhiksu dan bhiksuni yang ditahbis secara massal dalam sebuah upacara upasampada di Kong Hoa Sie Temple, China, tanggal 27-29 November 2012 lalu. Upasampada ini dipimpin oleh Bhiksu Xue Cheng, yang merupakan kepala Kong Hoa Sie Temple, Longquan Temple, Shao Lin Temple Selatan, dan Fa Men Temple. Bhiksu Xue Cheng adalah murid dari Bhiksu Dharmasagaro atau lebih dikenal sebagai Suhu Ting Hai, ketua Sangha Mahayana Indonesia dan kepala Vihara Vajrabodhi Bogor, Jawa Barat.
Liu Zhiyu lulus dari jurusan Ilmu Matematika PKU tahun 2010, kemudian ia mengajukan beasiswa ke MIT dan diterima. Namun ketika orangtuanya hampir selesai mengemas barang-barangnya, ia berubah pikiran dan memutuskan pergi ke Longquan Temple di Beijing untuk menjadi bhiksu. Tindakan Liu menarik perhatian sejumlah wartawan, namun ia lebih memilih diam. Longquan Temple adalah vihara tertua di Beijing.
Ayah Liu, seorang guru fisika di SMA tempat Liu bersekolah di kampung halamannya di Wuhan, mengatakan pada Beijing Times bahwa keluarga sangat menentang keputusan Liu. “Kami sangat menentang keputusannya. Saya sangat lelah fisik dan mental selama beberapa bulan, dan ibunya juga jatuh sakit,” kata ayah Liu. “Kami tidak mengeluh kepada siapa pun, hanya merasa sangat putus asa. Dia baru saja lulus kuliah dan tak punya pengalaman sosial dan kemampuan untuk membantu orang lain.”
Menurut guru Liu di PKU, Dong Zijing, Liu adalah seorang jenius dalam matematika dan pernah memenangkan medali emas olimpiade matematika internasional tahun 2006.
Liu mulai aktif dalam komunitas Buddhis sejak tahun pertama kuliah dan kemudian menjadi pemimpin sebuah komunitas lain yang bertujuan untuk mengembangkan pikiran. Liu seorang vegetarian dan sering menjadi relawan di Longquan Temple selama menjadi mahasiswa.
“Tinggi, sangat kurus, dan pendiam,” itulah Liu seperti digambarkan oleh seorang praktisi perempuan di Longquan Temple.
Liu Yang, salah satu teman Liu, mengatakan kepada Beijing Youth Daily bahwa Liu Zhiyu sering membaca buku tentang China (Sinologi) dan kesenian tradisional, serta ceramah tentang Buddhisme. Liu juga bergabung dalam Peking University Zen Club. Teman-temannya bahkan sampai menyebut tidak pernah sekalipun mendengar Liu marah. Liu juga sering berujar ingin membahagiakan semua orang.
Liu menjadi sramanera di Longquan Temple di bawah bimbingan Bhiksu Xue Cheng. Menurut Bhiksu Xue Cheng yang juga wakil presiden Asosiasi Buddhis China, sorotan media dan publik membuat Liu dalam tekanan besar. Ketika Liu belum menjadi seorang bhiksu pun, orang-orang banyak yang memperbincangkannya, seandainya gagal menjadi bhiksu, hidupnya pasti akan berantakan.
Namun kini Liu Zhiyu telah meraih tujuannya, menjadi seorang bhiksu dan menyandang nama baru Xian Dong. (chinadaily/peopledaily)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara