Foto : Dok. Panitia
Menyambut datangnya bulan Waisak, Bhikkhu Vajrayana aliran Kagyu, Yang Mulia Goshri Gyaltsab Rinpoche, akan mengadakan serangkaian program pengajaran Dharma di sejumlah kota besar di Indonesia. Kegiatan dijadwalkan berlangsung mulai 4 Mei 2024 hingga 25 Mei 2024 di beberapa lokasi diantaranya Batam, Magelang, Jakarta, Surabaya, dan Medan.
Bagi umat yang akan mengikuti kegiatan ini bisa melihat jadwal pengajaran di kota terdekat sebagai berikut:
Batam: Inauguration of Goshri Chosgar Ling di Ruko Taman Niaga Sukajadi blok B no. 12-12B (4 Mei), Amitabha Empowerment and Teaching on Pureland di Swissbel Hotel Harbour Bay (5 Mei), dan Mahakala Puja & Fire Puja di Ruko Taman Niaga Sukajadi blok B no. 12-12B (7 Mei).
Magelang: 14th Kagyu Monlam diCandi Borobudur (10-12 Mei).
Jakarta: Prajna Paramita (Prayer, Dharma Teaching, Oral Transmission & Empowerment) di Skenoo Hall, Emporium Mall Pluit, Lantai 9, Jl. Pluit Selatan Raya, Kawasan CBD Pluit, Jakarta Utara (16 Mei).
Surabaya: Dhvaja Agra Keyura Empowerment di The Westin Surabaya Pakuwon Mall, Surabaya Barat (19 Mei).
Medan: Puja on Vesak day and Vajrapani Empowerment di Regal International Convention Centre, Jl. H. Adam Malik no. 66-68 (23 Mei), dan Mahakala Puja di Zurmang Kagyud Buddhist Center, Jl. Asia Raya blok N no. 24 (25 Mei).
Sejarah Singkat Yang Mulia Sang Goshri Gyaltsab
Yang Mulia Goshri Gyaltsab Rinpoche dan garis keturunannya, yang mana nama dan ketenarannya telah menyebar ke seluruh dunia, telah ditunjuk sebagai sebagai wali vajra oleh Yang Mulia Gyalwa Karmapa, Raja dari semua Buddha, untuk melestarikan dan menyebarkan aliran Kagyu.
Secara umum, Yang Mulia adalah emanasi dari Vajrapani, pemegang seluruh ajaran vajrayana. Ketika masa Buddha Sakyamuni datang ke dunia ini untuk memberikan ajaran suci, Yang Mulia telah diramalakan akan menjadi seorang yang teragung dari semua pendengar Dharma yang terpelajar dan pada saat itu beliau bereinkarnasi sebagai Arya Ananda, salah satu dari delapan pengikut utama yang Sang Buddha, dan beliaulah yang terlibat dalam penyusunan Sutra Pitaka, di mana ajaran utama tentang meditasi telah dijelaskan. Beliau juga adalah orang pertama yang membantu dalam pengembangan dan memberikan perlindungan terhadap ajaran Sang Buddha di dunia ini.
Khususnya Ketika Pelindung dari tiga ras (Rigsum Gonpo) pertama kali membawa ajaran Sang Buddha ke Tibet, Yang Mulia telah berinkarnasi sebagai Gar Tong Tsen, pemegang kebijaksanaan, yang merupakan dewan rahasia utama raja besar Song Tsen Gampo, dan ketika beliau dikirim untuk menyambut kedatangan emanasi dari Tara putih dan hijau, yaitu dua putri Gyalsay Konjo dan Belsa Tritsun yang berasal dari Cina dan Nepal, Beliau membawa gambar suci Buddha Sakyamuni dan Jowo Mingyur Dorje ke Tibet untuk kepentingan dan kesejahteraan negara dan rakyatnya. Sebagai akibatnya, Buddha Dharma telah bersinar seperti matahari di seluruh tanah Tibet.
Yang Mulia kemudian beremanasi sebagai Khar Chen Palgi Wangchuk, yang mana merupakan salah satu dari dua puluh lima murid Guru Padmasambhawa, dan ketika masa yogi terunggul Tibet, Jetsun Milerapa, Yang Mulia beremanasi sebagai seorang putra spiritual agung yang dikenal bernama Repa Shiwa Wod.
Karmapa Thongwa Dhonden keenam juga telah dengan jelas mengenali dan mengidentifikasi beliau sebagai emanasi dari makhluk suci yang disebutkan di atas dan memberkati Beliau dengan nama Paljor Dhondrub Gyaltsabpa pertama. Yang Mulia kemudian menerima inisiasi umum dan luar biasa, transmisi dan ajaran dari berbagai sekolah, dan menjadi seorang yang menguasai penuh semua ajaran tersebut dan beliau dikenal secara khusus sebagai pangeran dari aliran Kagyu ajaran dari kerajaan Vajradhara. Beliau kemudian menjadi seorang guru yang sempurna baik dari sekolah baru dan lama Buddhisme di Tibet. Oleh karena itu Goshir Paljor Dhondup diangkat dan ditunjuk sebagai wali dan putra spiritual dari Yang Mulia Gyalwa Karmapa, dan sejak itu seluruh para Gyaltsabpa menjadi wali Karmapa secara terus menerus.
Garis Gyaltsabpa adalah sebagai berikut:
Gyaltsab Rinpoche ke-1 : Goshir Paljor Dhondup (1416-1478)
Gyaltsab Rinpoche ke-2 : Tashi Namgyal (1487-1515)
Gyaltsab Rinpoche ke-3: Dakpa Paljor (1516-1546)
Gyaltsab Rinpoche ke-4: Dakpa Dhondup (1547-1613)
Gyaltsab Rinpoche ke-5: Dakpa Chokyang (1617-1658)
Gyaltsab Rinpoche ke-6 : Norbu Sangpo (1660-1698)
Gyaltsab Rinpoche ke-7 : Konchok Odser (1699-1765)
Gyaltsab Rinpoche ke-8: Choephel Sangpo (1766-1820)
Gyaltsab Rinpoche ke-9: Dakpa Yeshi (1821-1876)
Gyaltsab Rinpoche ke-10: Tenpai Nyima (1877-1893)
Gyaltsab Rinpoche ke-11: Dakpa Gyatso (1914-1952)
Gyaltsab Rinpoche ke-12: Dakpa Mingyur Gocha (1954 -hingga sekarang)
Para Gyaltsabpa datang ke dunia ini, terkadang sebagai guru dan di lain waktu sebagai murid Gyalwa Karmapa, untuk melakukan kegiatan Dharma seperti membangun biara-biara baru, membangun pusat pembelajaran dan pusat retret untuk meditasi dan hal lainnya untuk kepentingan makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya.
Selain itu, selama Mahaparinirvana Yang Mulia Gyalwa Karmapa, pekerjaan utama dan aktifitas Dharma para Gyaltsabpa adalah melakukan doa dan membuat persembahan untuk mempercepat penemuan reinkarnasi dari Yang Mulia yang berikutnya, serta menjaga dan membantu para pengikut yang tersisa dan menahbiskan reinkarnasi muda pada Tahta emas-Nya yang suci. Selain itu, beliau juga memberikan penahbisan dan mengajarkan Yang Mulia akan sumpah Pratimoksha dan Boddhisattva dan akhirnya beliau akan memberikan semua inisiasi dan transmisi doktrin yang mendalam dari aliran yang berharga.
Para Gyaltsabpa mengajar dan menguraikan teks-teks sutra dan tantra yang mendalam, ajaran unik Naropa tentang enam doktrin atau yoga Dharma, jalan pembebasan melalui Mahamudra dan sebagainya. Dengan begini, para Gyaltsabpas mengajarkan dan memberikan Dharma yang luas dan mendalam dari Untaian Emas Silsilah Kagyu, sehingga mereka dapat memenuhi harapan dan aspirasi suci Yang Mulia Gyalwa Karmapa.
Hebatnya, selama kehidupan setiap Gyaltsabpa, Istadewata yang merupakan guru spiritual utama-Nya akan muncul secara pribadi kepada beliau dan juga akan memberikan prediksi kepada-Nya.
Para Gyaltsabpa ditunjuk sebagai guru Dharma dan pemegang ajaran rahasia berharga oleh penemu ajaran rahasia yang agung bernama Rigzin Jetsun Nyingpo dan lainnya. Kaisar Tiongkok Ta Ming Ching Thung memberikan Gelar Terhormat Goshir (Raja Dharma) kepada Gyaltsabpa pertama, menandakan aktivitas beliau yang baik dan pengetahuannya yang luas, serta memberikan beliau sebuah segel emas. Gyaltsabpa pertama dengan demikian mendapatkan pujian dan penghormatan oleh semua lapisan masyarakat pada waktu itu. Sehingga bisa diartikan bahwa pembelajaran Yang Mulia sangat luas dan berkualitas tinggi.
Selama masa kritikal dan tidak menguntungkan, ketika perang yang dilancarkan oleh Mongolia di Tsang atau provinsi tengah Tibet pada tahun 1641 yang menghancurkan dan memporak-porandakan semua biara Kagyu, termasuk Biara Tsurphu, kursi utama semua Karmapa, hingga membuat Karmapa kesepuluh harus melarikan diri dari Tsurphu ke Jang Sa-Tham. Selama periode sedih tersebut, Gyaltsabpa Dakpa Chokyang kelima yang membangun kembali dan merekonstruksi semua biara dan membantu mempertahankan tradisi dan aliran Kagyu untuk bersinar sekali lagi seperti sebelumnya demi kepentingan makhluk yang tak terhitung jumlahnya.
Dengan cara ini seluruh para Gyaltsabpa selalu dengan penuh kasih melayani Buddha Dharma pada umumnya dan aliran Kagyu pada khususnya hingga sampai hari ini, di mana ajaran Buddha Dharma makin dibutuhkan dan diperlukan di seluruh dunia.
Gyaltsab Rinpoche kedua belas saat ini, juga dikenali dan diakui oleh Yang Mulia Gyalwa Karmapa keenam belas Rangjung Rigpai Dorje pada tahun 1954, di tahun kuda kayu dengan semua tanda-tanda luar biasa seorang makhluk suci. Kemudian, pada usia empat tahun di tahun Burung Api (1958) pada saat bulan purnama bulan keenam penanggalan Tsurpu, Yang Mulia Gyalwa Karmapa XVI melakukan upacara pemotongan rambut beliau, dimana secara kebetulan matahari muncul di puncak gunung sebelah timur dan Yang Mulia menyatakan-“Ini adalah tanda yang sangat baik dan penuh berkah”.
Kemudian setelah percakapan dan permainan yang penuh ceria dan sukacita, Yang Mulia memberkati dan menganugerahi beliau dengan nama vajra: Gyaltsab Karma Dakpa Tenpa Yarphel Mingyur Gocha Thinley Kunkhyab Pal Sangpo serta memberikan penahbisan dan sila Upasaka. Setelah itu, pada tanggal 22 bulan yang sama Yang Mulia Gyalwa Karmapa secara resmi menobatkan Gyaltsab Rinpoche pada tahta Singa Dharma beliau dan memahkotai Mahkota Merah Emas diiringi dengan doa berkat, persembahan dan berkah yang luas. Acara besar penobatan tersebut diselenggarakan dan dihadiri oleh berbagai organisasi, asosiasi dan komite biara, dan dikaruniai dengan kehadiran banyak tamu terhormat dan perkumpulan orang dari berbagai penjuru.
Yang Mulia Gyaltsab Rinpoche mencari dan menerima semua inisiasi suci, instruksi dan transmisi dari aliran Kagyu pada umumnya, dan Kamtsang Kagyu khususnya dari Yang Mulia Rangjung Rigpai Dorje seperti mengosongkan vas yg penuh berlimpah ke vas yang lainnya. Beliau juga mendapat ajaran dari banyak guru besar lainnya dari berbagai aliran agama Buddha di Tibet . Jadi bisa dikatakan bahwa Yang Mulia Gyaltsab Rinpoche ke-12 adalah seorang guru sempurna yang seluruh hidupnya dihabiskan dengan bermeditasi dan mempelajari kitab suci Buddha dan tidak pernah terlibat dalam kesenangan duniawi apa pun.
Sebagai seorang putra spiritual dan wali dari pemangku takhta Yang Mulia Karmapa, Gyaltsab Rinpoche selalu memikirkan Karmapa dan setelah Mahaparinirvana Karmapa keenam belas, Gyaltsab Rinpoche melakukan berbagai doa untuk kelancaran kelahiran kembali, mencari dan merelokasi posisi kelahiran Karmapa ke-17, Gyaltsab Rinpoche benar-benar terlibat baik siang maupun malam dalam semua hal yang bersangkutan dan mendedikasikan semua waktu dan upayanya untuk melayani Yang Mulia Karmapa, di mana seluruh pengikut Yang Mulia Karmapa di seluruh dunia dan khususnya orang-orang Sikkim menjadi saksi nyata atas dedikasi, perhatian, dan pelayanan beliau yang sangat mendalam.
Faktanya, setelah menemukan Yang Mulia Karmapa ke-17 Ogyen Trinley Dorje, dengan segel sebagai tanda persetujuan yang mulia Dalai Lama dan surat prediksi asli yang ditinggalkan oleh Karmapa ke-16, Yang Mulia Karmapa ke-17 dinobatkan di tahta utama beliau di Biara Tibet Tsurphu oleh Yang Mulia Tai Situ Rinpoche dan Gyaltsab Rinpoche. Yang Mulia Gyaltsab Rinpoche juga telah memberikan banyak inisiasi dan transmisi aliram Karma Kagyu yang penting kepada Yang Mulia Karmapa Ogyen Trinley Dorje ke-17.
Sumber: Biara Palchen Chosling, Ralang.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara