“Mindfulness (hidup berkesadaran) adalah sumber dari sukacita dan kebahagiaan.”
(Zen Master Thich Nhat Hanh)
Apakah kita menjalani rutinitas hidup sehari-hari dengan larut begitu saja, tanpa menyadari dan eling akan setiap aktivitas yang dilakukan? Hidup terus-menerus berlalu tanpa ada makna dan hanya berharap-harap menunggu sesuatu yang lebih baik bakal terjadi. Kita bahkan bisa juga terlalu hanyut memikirkan masa depan atau terlalu fokus merencanakan sesuatu di kemudian hari, padahal kita tidak tahu entah kapan terjadinya. Bagaimana kita dapat tenang dan damai di tengah situasi yang penuh dengan ketegangan seperti itu, ditambah dengan hari-hari yang serba semrawut? Jawabannya adalah dengan “mindfulness”.
Jika kalian bertanya pada mbah Google, apa itu “mindful” atau “mindfulness”, tampaknya sudah ada ribuan artikel dan berita yang membahasnya. Bagi dunia Barat (Amerika, Eropa) yang terus maju dan menjadi wajah modern bagi banyak negara, “mindfulness” sudah menjadi bahasa sehari-hari yang sedang trendi. Sebaliknya di Indonesia, khususnya Surabaya, justru masyarakat yang mengaku urban, sibuk, dan modern masih belum mengenal apa itu “mindfulness”! Jadi, apakah kamu mau ikut tren yang bahkan bisa membantu dirimu dari segala sisi kehidupan?
Kalian dapat membaca langsung apa itu mindfulness di beberapa link ini, yang bahkan telah mengubah Sillicon Valley –pusat teknologi dunia– menjadi salah satu pusat praktik mindfulness, karena manfaatnya yang tiada tara:
https://www.wired.com/2013/06/meditation-mindfulness-silicon-valley/
http://time.com/4645363/mindfulness-meditation-stress-anxiety-resilience/
https://hbr.org/2016/05/mindfulness-can-improve-strategy-too
https://hellosehat.com/manfaat-meditasi-zen/
“Mindfulness” kurang lebih dapat diartikan sebagai “praktik hidup berkesadaran”, dengan tujuan hidup bebas dari segala ketegangan, tekanan dan halangan-halangan batin (mind). Istilah ini menjadi lahir dan populer berkat Jon Kabat Zinn yang terinspirasi oleh guru-guru Zen seperti Thich Nhat Hanh, Shi Sheng-Yen, Suzuki Roshi, dan Seung Sahn Sunim. Bisa dikatakan ide utama mindfulness adalah Zen (Chan). Praktik ini telah melampaui batasan-batasan agama dan semua orang dapat mempraktikkannya.
Siapa yang tidak tahu Zen? Steve Jobs, Benedict Cumberbatch, Jet Li, Bruce Lee, Phil Jackson dan Tim Cook adalah para praktisi Zen. Penulis dan filsuf seperti Paulo Coelho juga mengagumi Zen.
Bahkan sederet selebriti dunia lainnya juga mempraktikkan mindfulness: Emma Watson, Katy Perry, Chris Evans, Robert Downey Jr, Hugh Jackman, Gwyneth Paltrow, Miranda Kerr, dan banyak lainnya.
Jika kamu tertarik, kali ini Mindful Project yang diadakan di XXI Lounge Ciputra World pada tanggal 12 Maret 2017, pukul 13.00 – 18.30, membawa jantung dari mindfulness dan Zen ke kota Surabaya, sebuah kesempatan yang amat langka!
Karena mindfulness lahir dari Zen, maka acara ini mengundang seorang guru Zen bernama Guo Jun Fa Shi. Fa Shi adalah murid pewaris langsung Zen Master Shi Sheng-Yen dari Dharma Drum Mountain, Taiwan sekaligus Master Hsing Yun dari Fo Guang Shan, Taiwan. Gurunya, Shi Sheng-Yen (guru dari aktor Jet Li juga) dikenal sebagai salah satu bhiksu Zen yang berpengaruh di dunia dalam perkembangan mindfulness. Guo Jun Fa Shi pernah mengadakan seminar kebahagiaan bersama dengan Ajahn Brahm (penulis Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya), dan kali ini sedang mengerjakan buku bersama dengannya yang akan kita tunggu rilisnya sebentar lagi. Guo Jun Fa Shi akan membawakan makna inti dari mindfulness dan kedamaian permainan musiknya nanti juga akan memberi kejutan hati bagi para hadirin.
Mindfulness juga kita dapat kenali saat ini lewat praktik yoga. Namun yoga jenis ini berbeda dengan jenis yoga yang kita temui di gym atau tempat-tempat hip lainnya. Sangat sedikit guru yoga di Indonesia yang benar-benar mengenal mindfulness, maka dari itu digundanglah Yoga-acharya Nilesh R. Tiwari dan Indrawati Widjanarko yang keduanya sangat familiar dengan praktik mindfulness. Nilesh R. Tiwari adalah murid langsung dari yogi legendaris BNS Iyengar, salah satu murid utama dari T. Krishnamacarya, bapak pelopor yoga di era modern ini. Selain itu, Indrawati yang asal Surabaya ini dikenal dengan kombinasi antara yoga, tarian dan musik, yang membuatnya diundang banyak negara termasuk sering mengajar di Tiongkok.
Tidak hanya yoga, bahkan capoeira, beladiri dan kalistenik juga dapat dijadikan sebagai salah satu praktik mindfulness. Adalah salah satu pelopor kalistenik streetworkout Indonesia dan capoeira, I Made Verdy Bhawanta yang diundang. Ia adalah pendiri Indobarian Method yang keefektifannya telah dibuktikan ribuan orang, mengundang seantero masyarakat Indonesia mempraktikkan kalistenik. Lain daripada yang lain, Indobarian tidak semata hanya beladiri dan kalestenik, melainkan juga menggabungkan aspek batin (mind) dan meditasi di sana, membuatnya menjadi satu pelatihan yang holistik dan spiritual –tidak semata-mata fisik.
Di bidang komunikasi, ada Reza Gunawan dan Dewi Lestari. Pengalaman Reza Gunawan dalam bidang mindfulness sangat kaya. Ia adalah seorang Zen Counsellor, yang sangat berpengalaman dalam self healing (penyembuhan diri sendiri), manajemen stres dan penyembuhan emosi, penyembuhan psikosomatis, spiritualitas praktis dan kesadaran diri sejati, dan hidup berkesadaran. Dewi Lestari, istrinya, dikenal sebagai penulis novel laris Supernova, Filosofi Kopi, dan Perahu Kertas –yang semuanya telah diangkat menjadi film oleh para sineas Indonesia. Mereka berdua akan membawakan sesi komunikasi berkesadaran, yang amat penting di era digital ini.
Para pebisnis juga dapat menyaksikan Steve Sudjatmiko dan Yasa Singgih, bagaimana dua orang pebisnis yang berbeda jauh usianya, membagikan tips-tips mengapa mindfulness penting dalam hidup sehari-hari termasuk dalam membantu dunia bisnis dan perusahaan. Forbes mengeluarkan daftar 30 anak muda di Asia yang berusia di bawah 30 tahun yang mampu memberi warna lain di bisnis e-commerce dan ritel –Yasa Singgih, pendiri Men’s Republic, masuk di daftar tersebut. Lain dengan Yasa, Steve Sudjatmiko telah berpengalaman menangani HRD sejumlah perusahaan besar seperti ACE Hardware, Informa, Chatime, Kawanlama, Red Piramid, hingga Dima Indonesia (Guinness).
Semua pembicara ini akan membagikan pengalaman dan pengetahuannya pada kita semua, yang dapat kita aplikasikan dari semua segi kehidupan, membuat kita jauh mengenali diri kita sendiri, berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar kita, membuat kita semua jauh lebih bahagia dan tahu arah hidup kita dengan mindfulness.
Kamu semua dapat mendapat informasi dan mendaftar di Mindful Project 2017 melalui:
Line ID: @mindfulproject.id (pakai @)
WhatsApp: 0821 3995 9818
Donasi Tiket early-bird (s/d 5 Feb 2017)
Reguler IDR 125.000
VIP IDR 500.000
300+ Peserta
5+ Jam yang Bermakna
7 Praktisi dan Pembicara
#mindfulSURABAYA
*) BuddhaZine adalah media partner Mindful Project
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara