• Saturday, 31 December 2011
  • Sutar Soemitro
  • 0

Para bhikkhu dari Provinsi Sisaket, Thailand menggunakan lebih dari satu juta botol bir bekas daur ulang untuk membangun vihara. Di tengah ketatnya disiplin vinaya bhikkhu, ternyata mereka memiliki kreativitas yang patut diacungi jempol untuk mengubah sampah yang mengotori bumi menjadi monumen spiritual yang bernilai seni tinggi.

Wat Pa Maha Chedi Kaew, nama vihara itu, berada sekitar 400 km timur laut Bangkok, di dekat kota Han Khun yang berbatasan dengan Kamboja. Menggunakan botol bir hijau Heineken dan botol bir cokelat Chang, para bhikkhu mampu mengurangi pencemaran lokal dan membuat struktur bangunan yang akan menjadi pengingat visual tentang upaya mengurangi pencemaran yang akan selalu dikenang.

Para bhikkhu mulai mengumpulkan botol pada tahun 1984, pada awalnya untuk menghias tempat tinggal mereka. Ternyata ini menarik perhatian orang-orang untuk menyumbangkan lebih banyak botol untuk didirikan bangunan lain semisal pagoda, ruang puja, hingga paviliun. Bahkan toilet pengunjung, menara air, dan ruangan lainnya semua dibuat dari botol bir. Dengan jutaan botol, paviliun besar dibangun dalam dua tahun. Tutup botol juga dipergunakan sebagai mural.

Wat Pa Maha Chedi Kaew juga dikenal sebagai Wat Lan Kuad atau ‘Vihara dari Sejuta Botol’. Para bhikkhu berhasil merangkul penduduk lokal yang setia untuk membawakan mereka bahan-bahan bangunan berupa botol bir bekas. Botol tidak kehilangan warna, sebaliknya justru memberikan pencahayaan yang baik dan mudah dibersihkan. Sebuah inti beton digunakan untuk memperkuat bangunan.

Para bhikkhu juga mendorong pemerintah setempat untuk mengirimi mereka lebih dan mereka sekarang telah menciptakan sebuah kompleks yang terdiri dari sekitar 20 bangunan dengan menggunakan botol bir, yang terdiri dari candi utama, danau, ruang puja, aula, menara air, toilet, dan beberapa bungalow kecil.

20111231 Vihara dari Sejuta Botol Bir_2 20111231 Vihara dari Sejuta Botol Bir_3

Para bhikkhu begitu ramah lingkungan dan membuktikan bahwa mosaik Buddha juga bisa diciptakan dari tutup botol bir daur ulang. Sesuatu yang kontradiktif, karena minuman keras adalah salah satu pantangan moralitas dasar bagi seorang umat Buddha.

Seluruhnya kini ada sekitar 1,5 juta botol bir daur ulang di vihara tersebut. Kepala vihara, San Kataboonyo berkata, “Semakin banyak botol yang kami peroleh, semakin banyak bangunan  yang kami buat.” Tapi ini jangan diartikan Anda diminta untuk makin banyak minum bir ya..

Ada-ada saja..

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *