• Monday, 15 February 2016
  • Victor A Liem
  • 0

Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 750-825, sedangkan Candi Mendut sekitar tahun 824. Kemungkinan Candi Mendut adalah versi kecil dari Candi Borobudur. Disebut versi kecil karena keduanya memiliki kemiripan, yaitu sosok Vairocana, salah satu wujud dari Panca Dhyani Buddha.

Vairocana melambangkan primordial mind atau primordial Buddha, yakni sifat ke-Buddha-an yang alami dan sudah ada sejak awal.

Sempat saya mengira Vairocana di Candi Mendut dalam posisi duduk sebagai Maitreya, karena salah satu ikonografi Tibet dengan posisi duduk dan memutar roda Dharma adalah Maitreya.

Saya lebih yakin bahwa ikonografi Tibet berkembang belakangan. Pemujaan Vairocana itu sudah umum bahkan di Tiongkok juga ada. Aliran Tien Tai yang mengadopsi filsafat Yogacara mengambil sosok Vairocana untuk dipuja karena melambangkan primordial mind sebagaimana menjadi penekanan dalam Yogacara.

Stupa utama Borobudur terbesar terletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda Dharma). Semakin jelas bahwa patung dalam stupa adalah Vairocana.

Patung Panca Dhyani Buddha ada di Borobudur namun yang menjadi sentral adalah Vairocana, walaupun stupa induk lebih polos dan tidak ada arca.

Secara desain, Borobudur mirip mandala vajradhatu dan garbhadhatu. Lebih tepatnya kombinasi keduanya. Dalam mandala garbhadatu, Vairocana lagi-lagi berada di tengah.

Ada salah satu naskah bernama Mahavairocana Tantra, ini diakui sebagai teks Tantra Buddhis pertama.

Mahavairocana Tantra dibuat sekitar pertengahan abad ke-7 di Nalanda. Teks aslinya hilang namun terjemahannya bisa dijumpai dalam teks Mandarin dan Tibet. Tahun 724, teks ini diterjemahkan dalam bahasa Mandarin.

Borobudur mengambil ajaran ini dan diwujudkan dalam monumen ensiklopedi raksasa. Walau saya yakin ajaran ini sudah dipraktikkan sejak awal bahkan sebelum Candi Mendut dibangun. Ajaran Mahavairocana Tantra adalah yang dianut pada zaman Dinasti Sailendra saat itu.

Mahavairocana Tantra merupakan dasar dari Buddhisme Shingon, silsilah Buddhis esoterik tertua di Jepang yang menyebut Vairocana dengan nama Dainichi Nyorai.

Yang menjadi bagian menarik adalah bangunan Borobudur yang juga memasukkan elemen Theravada. Sudah menjadi ‘kurikulum’ dalam Tantra bahwa Vajrayana mencakup studi Theravada dan Mahayana.

72 buah stupa melingkar melambangkan 72 samskrta Dharma (keadaan terkondisi). Stupa induk melambangkan asamskrta Dharma (yang tidak terkondisi).

72 samskrta Dharma adalah dari Abhidharma milik Sarvastivada. Riciannya: Rupa 11, Citta/manas 1, Cetasika 46, dan Citta Viprayukta Samskara 14. Total ada 72 buah dhatu.

Abhidharma Sarvastivada berbeda dengan versi Theravada yang mengakui ada 82 samkata Dhamma.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Victor A Liem

Penulis adalah pecinta kearifan Nusantara dan penulis buku "Using No Way as Way"
Tinggal di kota kretek, Kudus, Jawa Tengah. Memilih menjadi orang biasa, dan menjalankan laku kehidupan sehari-hari dengan penuh suka cita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *